Liputan6.com, Banjarnegara - Aneka bunga warna-warni menghiasi ruas jalan penghubung Kota Banjarnegara menuju Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah di desa Kalinlunjar Kecamatan Banjarmangu Banjarnegara.
Bunga ditanam di pot yang berbuat dari berbagai barang bekas. Lantas, barang bekas itu dicat dengan warna cerah mencolok. Batu warna-warni yang menjadi pembatas antara taman dengan jalan menambah semarak suasana pagi di desa berhawa sejuk ini.
Beberapa plang bertuliskan nama taman hingga pesan-pesan mulia dipasang di taman bunga. Ada taman yang disebut Kadus Garden, hingga Read Garden.
Advertisement
Baca Juga
Dari namanya, tentu masing-masing taman menunjukkan siapa atau untuk apa taman itu dibuat. Read Garden misalnya, dibangun untuk mendorong budaya baca buku atau literasi. Para kutu buku bisa nongkrong di tempat ini, sepuasnya.
"Penanaman bunga ini untuk mempercantik desa. Apalagi ini kan jalan provinsi," kata Kepala Desa Kalilunjar, Slamet Raharjo, Senin, 25 Maret 2019.
Kalilunjar telah ditetapkan sebagai desa wisata. Posisinya juga strategis, dilintasi para wisatawan yang hendak ke atau dari Dieng via Kota Banjarnegara.
Hiasan bunga di taman bunga mini dan sepanjang jalan membuat wisatawan banyak yang mampir. Lainnya, akhirnya malah mengunjungi objek wisata andalan desa ini, yakni Bukit Asmara Situk yang mengkombinasikan pesona pemandangan puncak bukit dengan wahana wisata buatan, misalnya rumah pohon.
Saksikan video pilihan berikut Ini:
Kesadaran Peestarian Alam
Taman-taman mini di sepanjang jalan ini tentu saja tak muncul begitu saja. Warga mulai menanam bunga pada tahun 2016 lalu. Beragam bunga ditanam. Untuk memulai, warga menanam 1.000 batang bunga.
“Pemuda dan remaja yang kebanyakan merawat bunga,” ujarnya.
Kini, masyarakat telah menuai hasil perjuangan sejak tiga tahun lalu. Kalilunjar cantik merona dengan bunga-bunga yang bermekaran di sepanjang jalan. Masyarakat lebih bahagia dan tenteram oleh pemandangan yang tersaji tiap hari.
Yang menakjubkan, upaya mempercantik desa itu mampu mengubah perilaku masyarakat. Mereka menjadi lebih ramah terhadap lingkungan. Masyarakat sayang kepada alam sekitar yang kini terlihat menawan.
Warga termotivasi untuk menjaga keindahan lingkungannya. Secara otomatis, mereka menghindari perilaku yang berpotensi merusak lingkungan atau mengancam alam.
"Dampak positifnya selain memperindah desa, masyarakat tidak lagi buang sampah sembarangan," dia mengungkapkan.
Keberadaan taman bunga juga memantik kegiatan positif lainnya. Warga kini mulai mengembangkan taman baca. Ini adalah perpustakaan luar ruangan.
Pendirian taman ini untuk menumbuhkan budaya literasi masyarakat desa yang selama ini sulit mengakses perpustakaan. Pengunjung bisa memilih buku di garasi rumah warga yang disulap jadi tempat rak buku. Lantas, mereka menikmati bacaan itu di gasebo taman yang dikelilingi bunga-bungaan.
Pengembangan taman baca ini juga didukung oleh program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas PGRI Yogyakarta. “Bagus karena ada desa yang sangat mementingkan pendidikan buat warganya,” ucap salah satu peserta KKN, Adi Sulastyo.
Advertisement