Liputan6.com, Palembang - Pembunuhan ME (24) , calon pendeta cantik di Camp 4 Dusun Sungai Baung, Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel) pada Senin (25/3/2019) membuat geger warga sekitar.
Kasus pembunuhan ini sempat menjadi teka-teki, karena tim Polda Sumsel dibantu Polres OKI dan Polsek Air Sugihan Kabupaten OKI Sumsel hanya mendapatkan informasi yang minim.
Misteri pembunuhan ini akhirnya terkuak oleh salah satu korban yang selamat, yaitu AN (9). Sebelum kematian calon pendeta cantik ini, AN bersama korban saat pergi ke pasar tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adi Negara, saat kedua tersangka menyerang korban, AN yang dibonceng korban di kursi belakang sepeda motor, langsung ditarik Hendrik dan dicekik hingga tak sadarkan diri.
“AN sempat sadarkan diri dan pulang ke rumah. Dia langsung bercerita tentang apa yang dialaminya ke keluarganya. Dari sana, warga langsung mencari keberadaan korban ME,” ujarnya usai Konferensi Pers, di Mapolda Sumsel, Jumat (29/3/2019).
Kondisi AN saat ini masih trauma dan belum mau ditemui banyak orang. Saksi kunci ini menjadi gerbang pembuka informasi pembunuhan sadis calon pendeta cantik ini.
Tim Polda Sumsel langsung mengorek informasi dari empat orang saksi yang dicurigai sebagai tersangka. Untuk menguak misteri pembunuhan ini, pihak kepolisian menemui AN dan membawa foto para saksi.
Saat polisi menunjukkan foto Nang dan Hendrik, AN langsung ketakutan dan tidak berani melihatnya. Meskipun AN tidak melihat wajah kedua tersangka secara langsung, namun firasat AN menguatkan pihak kepolisian terhadap kedua tersangka.
“AN langsung mengalihkan muka saat kami tunjukkan foto Nang dan Hendrik. Ternyata memang benar mereka yang membunuh calon pendeta itu,”katanya.
Barang Bukti Ditemukan
Terkuaknya kasus ini juga dikuatkan dengan informasi Nang dan Hendrik yang berbeda-beda. Kedua tersangka pembunuhan calon pendeta cantik ini awalnya mengaku saat kejadian, mereka sedang mencari karet ban.
Karet ban diakui mereka untuk mengganti karet stang sepeda motornya. Namun, informasi yang berbelit-belit, membuat polisi semakin mencurigai kedua tersangka.
“Pada hari Kamis (28/3/2019), para saksi di tes DNA berupa air liur dan darah, untuk dicocokkan dengan yang ditemukan evidensi di korban,”ujarnya.
Barang bukti yang ditemukan kembali memberatkan Nang dan Hendrik sebagai tersangka utama pembunuhan. Di rumah tersangka, pihak kepolisian menemukan penutup wajah yang digunakan tersangka serta barang belanjaan korban.
Kedua tersangka akhirnya mengakui dan menunjukkan lokasi penyimpanan telepon genggam dan tas merah milik korban, yang dibuang di semak-semak kebun sawit.
“Mereka akhirnya menunjukkan tempat penyimpanan barang bukti tersebut. Tersangka juga karena sudah tidak kuat diinterogasi,”ujarnya.
Advertisement