Sukses

Pagi Sunyi Karacak Valley Mengademkan Suhu Politik

Berada di area yang tidak jauh dari pusat kota Garut, keberadaan Karacak valley memberikan alternatif hiburan yang menyejukan bagi warga.

Liputan6.com, Garut - Gemercik air dan semilir angin sepoi-sepoi khas pegunungan, langsung terasa saat memasuki area Karacak Valley, di perbukitan kampung Pakuwon, kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang satu ini.

Lanskap alam dengan latar belakang pegunungan, plus air terjun dengan air yang begitu jernih, menjadikan kawasan wisata alam terbuka ini, langsung menjadi buruan warga terutama dalam tiga tahun terakhir.

Tak mengherankan, meskipun baru namun animo masyarakat begitu tinggi untuk berkunjung ke sana. “Suasana alamnya benar-benar asri, padahal dekat dengan pusat kota Garut,” ujar Misbah, (22), saat ditemui Liputan6.com, Minggu (31/3/2019) siang.

Pujian pengunjung yang tengah berkemah di blok camping ground Karacak Valley tersebut memang tidak berlebih. Tawaran sejuta pesona pegunungan Karacak yang langsung berhadapan dengan kawasan kota Garut, adalah jawabannya.

“Saya sudah beberapa kali kamping di sini, tapi gak bosen, lagian dekat juga,” ujar dia.

Air jernih yang mengalir menyusuri sungai, kemudian balutan pohon pinus rindang, serta ribuan tanaman kopi yang memayungi kawasan wisata, menjadikan Karacak Valley begitu indah disinggahi. “Paling enak akhir pekan bisa sekalian bermalam sambil berkemah di sini,” ujar dia.

Ia berharap agar keberadaan kawasan wisata alam baru tersebut, segera mendapat perhatian pemerintah. “Minimal ada perbaikan sejumlah fasilitas agar lebih enak dinikmati,” kata dia.

Ajang, (49), salah satu petugas pengelola kawasan Karacak Valley menyatakan, lonjakan pengunjung yang datang di lokasi wisata memang di luar perkiraan. “Awalnya kami hanya menata bukit pinus ini sambil menanam kopi,” ujar dia.

Namun banyaknya pengunjung muda-mudi terutama akhir pekan, mendorong Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jaya Mandiri mengelola secara profesional.

“Daripada timbul fitnah, mendingan kami kelola untuk menghasilkan pendapatan buat pemerintah,” ujarnya.

Beberapa spot wisata pun ia perbaiki, mulai akses ke lokasi air terjun Karacak, kemudian camping ground, rute sepeda hingga spot fota keluarga. “Kami juga tengah menyiapkan wisata pohon dengan beberapa permainan menarik,” ujarnya.

Gayung bersambut, respon pengunjung pun semakin menjadi. Mereka tak jarang dilanjutkan berkemah sambil menikmati udara segar nan sehat, saat pagi menyapa. “Biasanya yang berkemah kebanyakan dari Jabodetabek,” kata dia.

Ajang bersyukur, meskipun terbilang baru dengan fasilitas seadanya, namun pengunjung yang datang terbilang cukup beragam. “Tahun lalu ada pengunjung dari Iran dan Thailand, bahkan mereka sampai berkamping juga di sini,” ujarnya.

2 dari 5 halaman

Air Terjun Karacak

Satu diantara destinasi Karacak Valley yang cukup menarik minat pengunjung adalah kehadiran air terjun Karacak, yang berasal dari sumber air pegunungan Karacak yang berada di atasnya.

Memiliki ketinggian sekitar 10 meter, gelontoran air terjun yang satu ini terlihat biasa dengan kandungan air yang cukup jernih. “Airnya dingin sekali,” ujar Intan, salah satu pengunjung asal kota Garut.

Memang untuk mencapai area ini membutuhkan perjuangan. Selain terpisah dari pusat Karacak Valley, pengunjung harus rela menempuh perjalanan hingga 500 meter menuju lokasi air terjun.

Namun kondisi itu tidak berlaku bagi pengunjung yang menyenangi tantangan. Bahkan remaja pelajar tsanawiyah itu, mengaku telah beberapa kali mengunjungi kawasan air terjun. “Senang saja apalagi bareng sama teman-teman,” kata dia.

Hal sama diungkapkan Gina, pengunjung lainnya. Kehadiran air terjun Karacak memberikan banyak pilihan selama berwisata di Karacak Valley. “Tidak hanya camping, tetapi bisa juga mendatangi air terjunnya,” ujar dia bangga.

Senada dengan Fitri, ia pun mengaku telah beberapa kali menikmati wisata air terjun Karacak Valley. “Saya kebetulan tidak suka berkamping, malah ke air terjun ini adalah tujuan utamanya,” ujar dia sambil tersenyum.

Simak video pilihan berikut:

3 dari 5 halaman

Mitos Cikahuripan

Memiliki potensi air jernih melimpah yang bersumber dari Gunung Karacak, limpahan air yang mengalir di kawasan Karacak Valley bisa langsung dinikmati pengunjung di sana. “Silahkan mencoba airnya masih alami,” ujar Gani mempersilahkan pengunjung yang tengah mengambil air.

Menurutnya, aliran air yang dihasilkan kawasan Karacak Valley cukup bersih hingga dinikamati dua kampung di bawahnya. “Airnya tidak pernah surut sepanjang tahun,” kata dia.

Namun dari potensi itu, ada satu pancuran kecil yang selalu menjadi perhatian para pengunjung. “Orang di sini bilangnya cai kahuripan (Air Kehidupan) sering dipakai buat obat,” kata dia.

Gani mengaku tidak mengetahui dari mana asal muasal cerita tersebut dimulai, namun hingga kini banyak yang mempercayai khasiat air tersebut. “Sudah sering orang sengaja ke sini hanya untuk mengambil air ciharupan,” ujar dia.

Selain untuk obat, tidak sedikit yang menggunakan air tersebut untuk kebutuhan lain. “Ada yang bilang buat kecantikan, maksud tertentu, macam-macal lah,” ujar dia sambil tersenyum.

Sepintas tidak ada yang aneh dari air Cikahuripan tersebut, berada di jalur alirasn sungai air terjun Karacak, Ci Kahuripan justru berasal dari sumber air yang berada di sela-sela bebatuan bukit Karacak. “Airnya jernih kan,” ujar Ganti bertanya.

Namun terlepas dari kepercayaan itu, adanya cai kahuripan menjadikan kawasan wisata Karacak Valley sangat indah dikunjungi. “Yang penting tujuan utamanya kan mau berwisata, itu hiburan saja,” ujar Gani meningatkan.

4 dari 5 halaman

Jalur Pendakian Baru

Gani menambahkan, untuk memuaskan hasrat pengunjung selama berwisata di Karacak Valley, pihak pengelola telah merencakan pembukaan jalur baru pendakian ke gunung Karacak. “Jaraknya sekitar enam kilometer dari sini,” ujar dia menunjukan area tujuan.

Dalam pembukaan jalur yang telah ia lakukan beberapa kali, kawasan Gunung Karacak sangat indah untuk dinikmati. “Spotnya benar-benar alami, menyaksikan Garut di atas ketinggian,” ujar dia.

Berada di ketinggian 1.805 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL), Gunung Karacak diharapkan mampu memberikan alternatif liburan menyenangkan bagi pengunjung. “Tentu ini dikhususkan bagi mereka pecinta gunung, kalau pun tidak cukup di sini saja,” ujar dia.

Dalam simulasi awal yang dilakukan beberapa anggota pengelola kawasan, jarak tempuh menuju puncak gunung Karacak sekitar 4 jam dari lokasi Karacak Valley saat ini. “Cukup memantang, tetapi tentu sebanding dengan keindahan yang didapatkan,” ujarnya.

Dengan kondisi yang terbilang baru tersebut, ia meminta kepada seluruh pengunjung yang akan naik wajib menggunakan guide resmi yang disediakan pengelola. “Kalau mandiri kami larang, sebab rute yang dibuka benar-benar baru,” ujarnya.

Bagi pengunjung yang berminat menjajal rute baru ke puncak gunung, Gani meminta agar pengunjung menyiapkan kondisi fisik yang mendukung. “Selama pengunjung mengikuti aturan, insyaalloh jalur aman dilalui,” ujar dia.

5 dari 5 halaman

Keluhan Pengunjung

Meskipun memiliki sejuta pesona wisata alam terbuka, namun Karacak Valley menyimpan keluhan bagi pengunjung. “Paling utama memang akses jalan, itu mayoritas masukan mereka,” ujar Ajang, menegaskan.

Menurutnya, sejak pertama kali dibuka 2015 lalu, hingga kini akses jalan menuju kawasan lokasi wisata masih tanah merah berbalut sedikit batu alam dengan kondisi tajam. “Katanya Pemda Garut sudah menganggarkan Rp 200 juta, tetapi belum ada realisasi,” ujar Gani, pengelola lainnya menambahkan.

Saat Liputa6.com memasuki kawasan wisata, jalan menuju lokasi sekitar 1 kilometer dari pintu masuk, masih tanah merah belum tersentuh fasilitas aspal sama sekali. “Kalau hujan turun mobil keluarga jelas kesulitas hingga sampai kawasan wisata,” ujar dia.

Ade, salah seorang pengunjung lokal asal Garut mengakui kendala itu. Pengunjung yang menggunakan kendaraan roda dua tersebut, mengaku sempat tersungkur saat pertama kali berwisata ke sana. “Motornya slip hingga terjatuh,” ujarnya.

Namun kondisi itu, terbayar lunas dengan sajian panorama alam Karacak Valley yang begitu indah dan menyenangkan. “Imbang lah, memang dibutuhkan perjuangan juga,” ujar dia sambil tersenyum.

Ia berharap, dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan, pengelola kawasan bisa segera membuat solusi agar keluhan akses jalan bisa segera teratasi.

“Asal jalan bagus, pengunjung bakal banyak, lihat saja ada yang sampai jalan kaki,” ujar dia menunjukan beberapa pengunjung yang memilih berjalan kaki melintasi jalan yang buruk.