Sukses

Jalur Kereta Legendaris Cibatu-Garut Kembali Aktif Mulai September

KAI menargetkan tahap pertama reaktivasi kereta api stasiun Cibatu-Garut Kota akan mulai difungsikan September mendatang.

Liputan6.com, Garut - Kabar gembira, setelah menunggu lama hingga hampir empat dekade, reaktivasi kereta api Stasiun Cibatu-Garut Kota, Jawa Barat, bakal mulai difungsikan di akhir kuartal ketiga tahun ini.

“Pembangunan relnya sudah dimulai, September sudah sampai Wanaraja,” ujar Juru Bicara KAI Daerah Operasional (DAOP) Wilayah II Bandung, Joni Marinus, saat dikonfirmasi, Selasa (9/4/2019).

Menurutnya, progres pembangunan reaktivasi kereta terus menunjukan peningkatan yang signifikan, seluruh proses pembayaran uang kerohiman telah diberikan bagi warga terdampak. “Alhamdulillah lancar semua, doakan saja,” kata dia.

Dari 1077 bangunan yang ada di bantaran rel kereta api Cibatu-Wanaraja kata dia, hampir 98, 9 persen banguna sudah dibongkar dengan sukarela. “Hanya tinggal dua kiloan (meter) yang belum dibongkar,” ujarnya.

Namun seiring mandekatinya masa pencoblosan pemilu, lembaganya terpaksa menghentikan sementara progres pembangunan sesuai dengan permintaan KPUD Garut. “Memang ada beberapa bangunan yang digunakan TPS (Tempat Pemungutan suara,” kata dia.

Saat ini, usai pembongkaran bangunan, para petugas tengah fokus melakukan pengerasan badan jalur yang akan kembali digunakan untuk bantalan rel. “Dari Stasiun Cibatu sudah selesai terus mengarah ke arah Wanaraja,” ujarnya.

Sementara pemasangan bantaran rel kereta dan fasilitas lainnya akan kembali dilanjutkan paska pemilu berlangsung. "Sesuai jadwal progres reaktivasi akan jalan terus," kata dia.

Dengan capaian itu, lembaganya optimis warga Garut bakal segera kembali menikmati masa kejayaan jalur legendaris kereta api Cibatu Garut Kota. “Tahap awal pengoperasian mungkin sampai Wanaraja dulu, nanti akhir tahun atau awal tahun hingga stasiun Garut Kota,” kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Geliat Potensi Lokal Garut

Joni menegaskan kehadiran reaktivasi rel kereta Cibatu-Garut diharapkan mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Garut. “Jika dihitung secara ekonomi jelas masih masih jauh dari untung, tetapi keuntungan lainnya ada tanggung jawab sosial yang kami berikan,” kata dia.

Menurutnya, kehadiran kereta di Garut bakal banyak memberikan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat. “Yang jelas potensi lokal seperti wisata, UKM dan lainnya bakal langsung terdongkrak,” ujarnya.

Apalagi dengan harga tiket kereta yang dikenal murah, pola distribusi barang dan logistik yang dihasilkan masyarakat Garut, bakal menjadi lebih mudah dan terjangkau. “Keutungan besar kereta itu jika seluruh penumpangnya pakai tiket eksekutif dan perjalanannya jauh-jauh, kalau dekat-dekat justru masyarakat yang untung,” ujarnya.

Namun khusus Garut dan wilayah Jawa Barat lainnya yang mendapatkan program reaktivasi rel kereta, kehadiran program pemerintah pusat itu jelas bakal sangat berdampak. “Kami pun berharap dukungan semua pihak, sebab pada hakikatnya ini kan buat masyarakat juga,” ujar dia menegaskan.

Seperti diketahui jalur stasiun Cibatu-Garut Kota- Cikajang sepanjang hampir 47 kilometer, merupakan salah satu jalur kereta lawas di Indonesia warisan meneer Belanda. Konon Jalur legendaris yang digunakan untuk mengangkut hasil teh, kina dan kopi dari Garut itu, hingga kini masih tercatat sebagai salah satu stasiun kereta api tertinggi di Indonesia.

Namun sayang sejak dekade 1980-an, jalur teresebut akhirnya mati suri seiring mulai masuknya moda transportasi massal mobil. Ratusan kilometer rel nampak tidak terurus hingga akhirya digunakan pemukinan warga.

Namun seiring pergantian kepemimpinan di Jawa Barat, jalur kereta api yang membelah kota Garut itu kembali diaktifkan pemerintah. Untuk tahap pertama pembangunan dilakukan mulai Cibatu hingga Garut Kota, sementara tahap kedua pembangunan dimulai dari stasiun Garut Kota hingga Cikajang.