Liputan6.com, Gorontalo - Keluarga di Kecamatan Kota Timur, Gorontalo, masih menyimpan benda peninggalan Perang Dunia II. Benda berbentuk lonjong dan bersirip ini diduga kuat torpedo milik tentara Jepang.
Benda tersebut berada di depan rumah Zulkifli Lamusu (59). Zulkifli merupakan pewaris benda kuno tersebut, dan baginya torpedo itu sangat berharga yang diwariskan sang ayah 80 tahun silam.
Baca Juga
Zulkifli kepada Liputan6.com, Selasa (9/4/2019) mengatakan, ayahnya yang bernama Abdul KA Lamusu merupakan seorang Kapten Kapal KM Sabut yang sering berlayar di perairan antar pulau di Sulawesi. Saat ayahnya bertugas, perang antara Jepang dan Indonesia pecah di wilayah Sulawesi Tengah.
Advertisement
"Menurut ayah saya, ini pemberian sekelompok orang yang saat itu kalah berperang, mereka kemudian menaiki kapal yang saat itu dibawa oleh ayah. Setelah mereka turun dari kapal kemudian memberikan ini kepada ayah saya," ungkap Zulkifli.
Saat itu, kata Zulkifli, ayah saya tidak tahu benda ini digunakan untuk apa, dan mengapa mereka memberikannya. Namun Ayahnya pernah bercerita, torpedo ini diberikan sebagai cinderamata. Sang ayah kala itu berjasa menyelamatkan tentara Indonesia saat pertempuran melawan Jepang.
"Ayah saya membawa puluhan prajurit Indonesia untuk menyeberangi laut lepas daerah Kota Poso, Sulawesi Tengah untuk menyelamatkan diri," kata Zulkifli.
Setelah ayahnya pulang ke Gorontalo, barang tersebut kemudian dibawa untuk disimpan dan menjadi kenang-kenangan saat dirinya menjadi seorang Kapten Kapal.
"Barang ini hingga sekarang masih terawat dengan baik, bahkan sudah banyak yang menawar untuk membeli barang ini, namun bagi kami ini merupakan peninggalan orangtua yang sangat berharga," ucapnya.
Kata Arkeolog
Sementara itu, Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo, Buhanis Ramina mengatakan, dari bentuknya yang bermodel sirip ikan, benda ini diyakini buatan Jepang.
"Ini hasil rampasan pasukan Indonesia dari Jepang, namun karena belum diisi jadi diberikan kepada Bapak Abdul Lamusu sebagai hadiah," kata Buhanis.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement