Liputan6.com, Gorontalo - Entah dari mana asalnya, sebuah buku dengan judul "Melawan Amnesia Publik" tiba-tiba beredar di kalangan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGo). Buku rekam jejak Prabowo tersebut dikirim ke pihak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGo) dari sumber yang tidak diketahui.
Seperti yang disampaiakan Presiden BEM UMGo, Ismail Aziz bahwa pihaknya sampai saat ini tidak mengetahui mengapa buku ini dikirim ke kampus UMGo. Yang lebih mengherankan lagi, dia menambahkan, alamat dari pengirim buku tersebut tidak dilampirkan.
Advertisement
Baca Juga
"Tujuannya memang dialamatkan ke organisasi mahasiswa dalam hal ini BEM, namun, siapa pengirim barang tersebut, itu yang justru tak jelas," ungkapnya Selasa, 9 April 2019.
Karena masih dalam masa pemilu, maka pihak BEM UMGo menyerahkan buku yang pada sampulnya tertulis "Rekam Jejak Prabowo Subianto atas Kejahatan Kemanusiaan, Penculikan, dan Kerusuhan Mei 1998" tersebut, kepada Bawaslu Provinsi Gorontalo.
"Untuk menjaga kondusivitas Pemilu, maka kami mengambil langkah cepat mengamankan buku ini dan sudah kami serahkan ke Bawaslu untuk ditindaklanjuti," ujar Ismail kepada Liputan6.com.
Ada kekhawatiran, kata dia, buku tersebut menjadi salah satu instrumen untuk kampanye hitam atau black campaign. Apalagi, puncak dari pelaksanaan Pemilu 2019, tinggal menghitung hari.
Soal apakah buku rekam jejak Prabowo tersebut juga diterima oleh organisasi mahasiswa dari kampus lain, Ismail mengaku tidak tahu. Namun informasi lain juga menyebutkan bahwa buku tersebut bukan hanya beredar di kampus UMGo. Namun, BEM perguruan tinggi lain di luar Gorontalo juga sempat menerima kiriman buku tersebut.
Simak video pilihan berikut ini: