Liputan6.com, Konawe - Sudah delapan tahun Adi Ardiansyah (16), remaja asal Desa Mataiwoi, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe menahan sakit. Sejak terjatuh dari atas dahan pohon mangga, perut dan alat vitalnya mulai membesar setiap hari.
Bukan itu saja, wajahnya tak menua sejak dia berusia 8 tahun ketika terkena musibah. Padahal seharusnya, tahun ini dia sudah menginjak kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA), tetapi rautnya masih seperti bocah Sekolah Dasar (SD).
Berbagai pengobatan sudah dilakukan untuk mengatasi penyakitnya itu. Namun, keterbatasan ekonomi orangtua membuat dia hanya bisa duduk menahan beban di perutnya.
Advertisement
Baca Juga
"Sudah tiga kali masuk rumah sakit beberapa tahun lalu. Hari ini masuk rumah sakit lagi," ujar orangtua Adi Ardiansyah, Surohim (38), Rabu (10/4/2019).
Dari kampungnya di Konawe menuju Rumah Sakit Hati Mulya di Kota Kendari tak mudah. Pengurusan BPJS, surat-surat keterangan domisili dan kartu keluarga cukup menguras tenaga. Beruntung, tim dari Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Konawe bisa memuluskan perjuangan mereka.
Rokayah, ibu kandung Adi mengatakan, sejak masuk rumah sakit pertama kali hingga hari ini belum ada pengobatan yang bisa membuat anaknya normal kembali. Selain keterbatasan alat yang dimiliki rumah sakit di Sulawesi Tenggara, dokter pun belum mampu mendiagnosis penyakit anaknya.
"Dokter belum memastikan apa penyakitnya. Hanya katanya ada cairan besar di dalam perutnya. Katanya rumah sakit di tempat lain yang bisa banyak membantu," ujar Rokayah.
Rumah sakit yang dimaksud dokter berlokasi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Selain harus menggunakan pesawat udara dan biaya rumah sakit yang tak sedikit, keluarga remaja asal Konawe ini juga membutuhkan biaya akomodasi lain selama perawatan di Makassar.
Â
Â
Dirawat Intensif di Kendari
Menurut orangtua Adi Ardiansyah, anaknya kembali masuk rumah sakit sejak Selasa, 9 April 2019. Ini keempat kalinya dia masuk RS lagi sejak 2008 lalu bolak-balik mencari pengobatan.
"Ada uang lagi sedikit. Ada warga yang memberikan sedikit rezeki, jadi kami bisa masuk rumah sakit lagi," ujar Surohim.
Pihak PKH Konawe bersama keluarga Adi Ardiansyah membawa remaja ini untuk diperiksa di Poli Penyakit Dalam di RS Hati Mulya Kendari. Yunita, pihak PKH Konawe mengatakan, dokter masih akan mendiagnosis penyakit Adi sebelum dirujuk atau dioperasi di Makassar.
"Kami juga sudah belikan semua perlengkapan dan makanan selama di rumah sakit. Itu sambil menunggu keputusan dokter ahli soal penyakit dan kepastian kapan dirujuk berobat keluar daerah," ujar Yunita.
Yunita juga mengatakan saat ini sudah ada bantuan sekitar Rp 20 juta dari warga Konawe. Namun, jumlah ini belum seberapa jika melihat kebutuhan Adi yang harus menjalani tahapan pengobatan di Makassar.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement