Sukses

Pantai Nongsa Menghitam, Limbah dari Tanker Asing?

Setiap jam 16.00, air sudah mulai menghitam. Diduga karena pembuangan limbah minyak dari kapal asing.

Liputan6.com, Batam - Air laut Pantai Nongsa menghitam. Diduga pembuangan limbah Sludge Oil menjadi penyebabnya.

Menurut Ahmad, pengelola Resort Turi Beach, kejadian ini sudah terjadi tahun sebelumnya. Diduga pembuangan tidak langsung ke pantai namun di tengah laut.

"Jam empat sore sudah mulai kelihatan minyak berdatangan. Biasanya terjadi antara Januari sampai April. Efek tahun lalu masih ada, pasirnya jadi cokelat, sekarang ada lagi," kata Ahmad, Rabu, 10 April 2019.

Atas peristiwa itu, pengelola resort sudah melaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup. Mendapat laporan, DLH kota Batam langsung bergerak, bersama-sama pengelola resort mencoba membersihkan limbah itu.

Ia menambahkam pada 2018, wisatawan banyak yang membatalkan bermain jet ski dan pihaknya mendapat komplain dari banyak tamu. Kondisi itu diperburuk dengan postingan di media sosial yang menyebutkan bahwa sejumlah resort di pantai-pantai Batam sangat kotor.

Menurut Ahmad, kemungkinan penyebabnya adalah pada tahun 2019 ini pembuang limbah lebih banyak. Dimulai dari Januari dan hingga April ini semakin banyak.

"Saat ini kita bisa mengumpulkan 165 karung. Besok kita bersihkan lagi, biasanya ratusan karung. Tahun lalu kita kumpulkan sampai ribuan karung. Kita tidak bisa memprediksi, tapi tiba-tiba air di pantai Nongsa menghitam," katanya.

Simak video pencemaran pantai Nongsa berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Belum Rusak?

Sementara itu menurut Rika, salah satu staff Satuan kerja (Satker ) Kementrian Kelautan dan perikanan bidang Tata Ruang Pulau-Pulau dan Laut Kanwil Provinsi Kepri, ia mendapat perintah dari Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau  atas laporan Warga melaui Hotline untuk memonitor kondisi pantai Nongsa Batam.

"Kami ke lokasi untuk mengambil sampel limbah, " kata Rika di lokasi Pantai Turi Beach Resort, Nongsa Batam.

Saat pengambilan sample, bau minyak masih kuat menyengat. Tetapi menurutnya belum ada kerusakan karena lapisan minyak masih di permukaan.

"Kalau sudah di bawah dia menempel," katanya.

Rika menambahkan bahwa pihaknya sementara hanya bekerjasama dengan pemangku kepentingan yang ada untuk mencegah terulangnya kasus itu. Koordinasi dengan Satpolair, dan juga membentuk tim di bawah gubernur untuk mengatasi pencemaran laut ini,

"Tahun ini kita belum tahu nih dampaknya. Kalau dulu berdampak adanya ikan duyung yang terdampar, kami akan pantau terus," kata Rika.