Sukses

Mereguk Berkah dan Doa dari Sarapan Pagi

Warung tenda sederhana ini dibuka perdana di depan pintu gerbang Masjid Musyahadah atau Kupiah Meukeutop, Desa Seutui, Kecamatan Baiturrahman, Kota Madya Banda Aceh.

Liputan6.com, Aceh - Pelanggan tak perlu membayar untuk makan di warung satu ini. Cukup mendoakan saja, pelanggan bisa menyantap sepiring nasi plus ayam dan telur jika makan di 'Warung Berkah Haritsa'.

Warung tenda sederhana ini dibuka perdana di depan pintu gerbang Masjid Musyahadah atau Kupiah Meukeutop, Desa Seutui, Kecamatan Baiturrahman, Kota Madya Banda Aceh, Jumat lalu, 12 April 2019.

Seperti motonya 'makan gratis bayar pake doa', maka para pelanggan tak perlu membayar, hanya perlu berdoa agar si pemilik warung diberi keleluasaan membangun usahanya.

Mereka yang singgah di warung ini rata-rata para pelintas dan kebetulan ingin mencecap sepiring nasi plus lauknya. Stok untuk 200 porsi lebih pun ludes, tak lama berselang 'Warung Berkah Haritsa' diluncurkan, pada Jumat pagi.

"Kemarin 200 porsi lebih. Targetnya sampai jam 9 pagi. Dari jam 7 pagi. Jam setengah 9 sudah habis. Tidak ada doa khusus, hanya kami bilang, tolong doakan kami agar makin sukses, semoga warung ini tetap terlaksana," tutur pemilik warung, Muhammad Al Harits, kepada Liputan6.com, Sabtu malam (13/4/2019).

Harits mengungkapkan, warung tenda serupa telah ia buka di Sumatera Utara, tepatnya di Medan dan Pematang Siantar. Warung yang di Banda Aceh adalah warung yang ketiga yang dia dirikan.

Tujuan Harits mendirikan warung tenda tersebut, paling tidak dapat mengakomodir kebutuhan, terutama kaum duafa, yang ingin merasakan nikmatnya makan sepiring nasi plus lauk tanpa harus membayar. Banyak orang di luar sana, yang untuk makan saja masih membutuhkan uluran tangan orang lain, kata Harits.

"Untuk nasinya, kita juga tidak bikin sendiri. Kita juga tidak mau membunuh usaha kecil di sekitar, jadi dibeli dari warung terdekat, di sekitar. Kalau kita buka gratis, dan buat sendiri, kan usaha orang mati?" kata Harits.

'Warung Berkah Haritsa' hanya buka pada hari Jumat saja saat ini. Namun, Harits mengusahakan agar warung bisa buka setiap hari.

"Kita mau ada satu warung atau ruko. Itu kita buka setiap hari. Jumat ini rencana kembali ke Medan, jadi sebenarnya tidak serentak 3 kota buka pada hari Jumat sekaligus, untuk saat ini masih, gantian," kata lelaki kelahiran tahun 1985.

2 dari 2 halaman

Sekeping Kisah Haru

Harits menceritakan sepukal pengalamannya selama membuka 'Warung Berkah Haritsa' di 2 kota lainnya. Saat itu, seorang nenek mendatangi warung tenda miliknya. 

Si nenek meminta agar nasi untuknya dibungkus saja karena ingin dibawa pulang. Harits menyarankan agar si nenek makan di tempat saja, karena di situ sudah disediakan piring dan perlengkapan lainnya. 

"Nenek udah lama kali enggak makan ayam. Pak, boleh enggak saya dibungkus saja? Nenek makan di sini saja, ya, nek. Kalau mau tambah, enggak apa-apa, tambah saja, nek," cerita Harits.

Harits belajar dari pengalaman rekan-rekannya yang pernah membagi-bagikan nasi bungkus yang sering ditemukan di beberapa kota di Indonesia, termasuk Aceh. Beberapa sengaja meminta nasi bungkus lebih, padahal, sesampai di rumah, nasi tersebut tak dimakan, tapi dijadikan umpan ternak.

Si nenek saat itu malih rupa, lantas bersedih. Dia mengatakan tidak mungkin makan enak sendiri sementara suaminya sedang menunggu dan terbaring sakit di rumah.

"Gak mungkin, kan, nenek makan enak sendiri," Harits mengulang kalimat si nenek, lantas di dalam hati lelaki kelahiran Aceh Besar itu berkecamuk.

"Begitulah. Ketika kita sedang makan pagi, bisa jadi, sepintas kita berpikiran sama; orang lain di saat yang sama juga bisa dengan mudah makan seperti kita saat itu. Padahal tidak. Masih banyak yang harus menahan lapar, tidak semudah kita ini yang mampu. Saya percaya, berbagi itu tidak mengurangi rezeki," tutup pemilik toko perlengkapan bayi dan anak-anak 'Haritsa Babyshop'.

Saksikan video pilihan berikut ini: