Liputan6.com, Garut - Hari terakhir masa tenang kampanye, sekitar 2.000 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Garut, Jawa Barat, tampak tenang menggelar istigasah dan doa bersama. Mereka berharap agar pelaksanaan pemilu nasional yang dilaksanakan esok hari berlangsung lancar.
Menggunakan pelataran halaman sekolah yang mampu menampung ribuan siswa, para siswa dan guru yang menjadi peserta istigasah khusyuk memanjatkan doa. Sesekali terlihat mata mereka terpejam, sambil mengangkatkan kedua tangan untuk memanjatkan doa.
Tidak ada momen pesta atau kebisingan lainnya, hanya lantunan ayat suci dengan syahdu yang dipimpin seorang imam, terdengar menggema di area yang kerap dipermak menjadi arena konser musik dan kegiatan besar siswa lainnya tersebut.
Advertisement
Bagi mereka yang mayoritas kaum milenial, datangnya pesta demokrasi lima tahunan yang akan berlangsung esok hari, menjadi pengalaman pertama. Mereka berharap semoga diberikan kemudahan dan keselamatan bangsa, agar pelaksanaan pemilu berlangsung damai.
Baca Juga
Kepala Sekolah SMKN 1 Garut Dadang Johar Arifin mengatakan, istigasah dan doa bersama yang dilakukan seluruh siswa didik dan para pengajar kali ini merupakan ikhtiar sesama anak bangsa agar pemilu berlangsung aman dan damai.
“Tidak masalah mau nomor satu atau nomor dua yang menang, sebab keduanya merupakan orang terbaik bangsa Indonesia,” ujarnya, selepas istigasah, Selasa (16/4/2019).
Menurutnya, pelaksanaan pemilu merupakan hajat seluruh rakyat Indonesia, sehingga semua pihak punya kewajiban moral untuk menyukseskannya. “Semoga besok hari mendapatkan presiden terbaik berdasarkan pilihan Allah,” kata dia.
Dengan ikhtiar melalui doa bersama ini, Dadang berharap pemimpin yang terpilih, mampu menjalankan amanat masyarakat dengan penuh tanggung jawab, sehingga menghasilkan perubahan yang signifikan dalam segala bidang.
“Kami berharap supaya berdaulat baik secara ekonomi, hukum dan berdikari di atas bangsa sendiri,” ujarnya.
Alwi (18), salah satu siswa peserta istigasah, menyambut baik berlangsungnya acara itu. Menurut dia, pihak sekolah mampu menjawab dahaga siswa, yang mengharapkan adanya persatuan dan kesatuan bangsa. “Dengan doa bersama kita semakin kuat,” ujar dia.
Selain itu, adanya pesta demokrasi diharapkan mampu menghasilkan calon pemimpin bangsa yang amanat, sehingga memberikan dampak positif dalam pembangunan khsusunya di sektor pendidikan.
“Kalau pemimpinnya tidak amanah, mungkin kita akan semakin ketinggalan dari bangsa lain,” ujar dia menegaskan.
Hindari Gesekan
Untuk menghindari terjadinya konflik antar warga akibat beda dukungan, Dadang berharap semua pihak menahan diri tidak terpancing isu yang tidak baik, terutama di hari tenang terakhir menjelang satu hari menjelang pencoblosan.
“Makanya saya berharap kepada Allah SWT hasilnya baik dan lancar, bangsa Indonesia masih utuh, dan tidak terjadi perpecahan bangsa.
Selain itu, seluruh penyelenggara pemilu bersikap profesional, sehingga kekhawatiran terjadinya kecurangan tidak terjadi di Indonesia esok hari.
Ia mencontohkan kisruh surat suara tercoblos di Malaysia, dinilai sebagai preseden buruk bagi demokrasi bangsa. “Mudah-mudahan apa yang terjadi di luar negeri tadi, tidak terjadi di Indonesia,” pinta dia.
Untuk menanamkan sikap patriotisme bagi siswa, lembaganya sejak lama memberikan mata pelajaran kebangsaan, untuk membangun karekter siswa, dalam menjaga keutuhan dan kerukunan sesame anak bangsa.
“Kalau sudah habbit mereka itu tidak akan terjadi perpecahan, dan semakin kuat, seiring terjadi penanaman, pemahaman nasionalisme kepada mereka,” ujar Dadang menerangkan.
Setelah melangsungkan doa bersama dan istigosah, seluruh peserta langsung melaksanakan musofahan atau salaman akbar antar siswa dan guru, seraya niat dan rencana kebaikan untuk menciptakan dan menghasilkan pemilu damai, segera dikabulkan oleh sang khalik Alloh maha pencipta. Amin.
Advertisement