Sukses

Mengaku Titisan Nabi, Ibu Bunuh Putri Kandungnya di Palembang

LD sering melakukan kajian agama secara otodidak dan ritual yang tidak masuk akal. Bahkan LD sering mengaku bahwa dia yang mempunyai salah satu rumah sakit (RS) dan mall terbesar di Palembang.

Liputan6.com, Palembang - Kasus pembunuhan sadis kembali terjadi di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), pada hari Kamis (18/4/2019). Korbannya warga Jalan Swakarya, Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I Palembang, Sumatera Selatan.

LD (37) dan US (7) ditemukan tak bernyawa oleh adiknya Adi, di dalam rumah korban, pada pukul 09.00 WIB. Diduga LD sengaja membunuh puteri kandungnya, sebelum nekat bunuh diri.

Dari informasi dihimpun, awalnya LD membawa anaknya berkunjung ke rumah keluarganya pada Rabu (17/4/2019) pukul 23.00 WIB. LD bercerita kalau anaknya sakit, namun korban menolak ajakan saudaranya untuk menginap di rumahnya.

Pada Kamis pagi sekitar pukul 08.00 WIB, Adi sempat bertemu LD di dekat rumahnya. Saat ditanya hendak kemana, LD hanya diam dan masuk ke rumahnya.

Satu jam kemudian, Adi datang ke rumah korban dan melihat LD dan US sudah tak bernyawa di dalam kamarnya di Palembang. Dugaan LD membunuh sebelum bunuh diri pun menyeruak.

Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi mengatakan, dari pengakuan keluarga korban, LD merupakan pribadi temperamen dan suka bertindak aneh.

"Korban diduga mengalami gangguan psikologis. Dari pengakuan keluarga, LD sering mengaku kalau dia adalah titisan Nabi Isa," ujarnya kepada Liputan6.com, Sabtu (20/4/2019).

LD sering melakukan kajian agama secara otodidak dan ritual yang tidak masuk akal. Bahkan LD sering mengaku bahwa dia yang mempunyai salah satu rumah sakit (RS) dan mall terbesar di Palembang.

LD juga mengatakan bahwa dia akan memberikan uang sebesar Rp 1 Miliar kepada keluarganya. Hal itulah yang sering membuat keluarganya cemas dengan kondisi LD dan anak korban yang tinggal di Palembang.

"Kita sudah mengamankan barang bukti dugaan pembunuhan berupa sebilah pisau tanpa noda dan yang terkena noda darah di rumah korban," ujarnya.

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

2 dari 2 halaman

Menolak Diautopsi

Kedua korban diduga meninggal dunia karena tusukan pisau dapur, yang diduga dilakukan oleh LD. Dan US meninggal dunia dengan masih menggunakan seragam sekolah.

Menurut Dokter Foreksik RS Bhayangkara Polda Sumsel Kompol Mansyuri, keluarga korban pun menolak kedua jasad LD dan US untuk diautopsi.

"Tim dokter hanya melakukan pemeriksaan visum luar saja. Kedua korban kehabisan darah karena mengalami luka di bagian leher dan dagu yang cukup dalam akibat benda tajam," ujarnya.

Misa (65), tetangga korban mengatakan, pada Kamis pagi dia melihat korban menjemput anaknya US pulang sekolah menggunakan mobil pribadinya.

"Saya melihat korban mondar-mandir di depan rumahnya. Saya baru tahu LD dan anaknya meninggal dunia saat polisi datang," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini: