Liputan6.com, Yogyakarta - Teriknya kota Yogyakarta beberapa hari belakangan ini membuat minuman dingin menjadi pilihan sebagian besar orang. Es Gosrok Jadul Kotabaru Pak Sutar bisa jadi pilihan meredakan panasnya Yogyakarta.
Es Gosrok Jadul Kotabaru Pak Sutar ini terbuat dari campuran tape ketela, kelapa, santan serta es gosrok atau es serut. Es Gosrok atau es serut terasa segar dipadu rasa santan dan serat ketela.
"Sejak tahun 2013 di sini saya jualan. Di Kotabaru juga," kata Sutar penjual Es Gosrok Jaduk kepada Liputan6.com Kamis, 18 April 2019.
Advertisement
Â
Baca Juga
Sutar menceritakan, awalnya dia membawa alat serut ke lokasi di mana dia berjualan. Namun situasi yang tidak memungkinkan, maka proses penyerutan es dilakukan terlebih dahulu di rumahnya.
"Dahulu alat serutnya dibawa, wah sekarang ya dikerjain dirumah. Kalo disini dah ga bisa, tempatnya juga," katanyaÂ
.Sutar menjelaskan setiap harinya ia bisa menjual puluhan gelas Es Gosrok Jadul. Melalui alat serut yang dibuatnya sendiri, banyak pelanggan yang sering datang ke tempatnya jualan.
"Ya banyak. Setiap cangkir dihargai 3.500 rupiah," katanya.
Ia buka setiap jam 10 pagi hingha jam 4 sore. Namun pedagang Es Gosrok Jadul Kotabaru ini tidak bisa memastikan kapan hari liburnya.
"Bisa tiap hari buka ya libur kalo ada kesibukan saja, gak tentu," katanya.
Â
Kenangan Pelanggan Es Gosrok
Ardi mengaku salah satu pelanggan Es Gosrok Jadul Kotabaru sejak beberapa tahun lalu. Saat cuaca terik di Jogja ia sering datang untuk meredakan panasnya Jogja.
"Pokoknya kalo hawanya panas dan butuh es mesti langsung kesini. Kantor juga deket, ga jauh dari Kotabaru," katanya.
Menurutnya menikmati Es Gosrok Jadul ini mengingatkan kenangan masa lalunya. Jadi, selain menikmati segarnya Es Gosrok ia juga menikmati kenangan zaman dulu.
"Dulu kan pernah jalan sama orang, trus minum es gosrok ini. Tapi dulu ga disini tapi rasanya sama kayak dahulu," katanya.
Menurutnya rasa Es Gosrok Jadul Pak Sutar tidak jauh berbeda dengan es serut zaman dahulu. Hanya beberapa ornamen yang berubah seiring waktu.
"Dulu gelasnya ga kayak sekarang. Tapi kalo rasanya sama sih, mirip. Itu yang bikin kangen," katanya.
Ia mengaku tidak banyak menemukan lokasi penjual minuman jenis ini. Padahal dahulu ia banyak menemukan penjual es jenis ini di masanya.
"Dulu banyak ditemukan sekarang tinggal beberapa lokasi aja bisa ditemukan. Salah satunya yang di Kotabaru ini," katanya.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Advertisement