Sukses

Perempuan Berhijab di Prosesi Semana Santa

Seorang perempuan berhijab terlihat berada di tengah rombongan umat Katolik saat menghantar Tuan Meninu dari Pantai Kuce Pohon Sirih menuju armida untuk ditaktahkan.

Liputan6.com, Larantuka - Perarakan patung Tuan Meninu dalam rangkaian prosesi Semana Santa pada Jumat 19 April 2019 lalu juga meruapkan aroma toleransi. Seorang perempuan berhijab terlihat berada di tengah rombongan umat Katolik saat menghantar Tuan Meninu dari Pantai Kuce Pohon Sirih menuju armida untuk ditaktahkan.

Berada di tengah mayoritas umat Katolik, perempuan muda itu mengenakan hijab berwaran krem pucat, dipadu kemeja hitam berlengan panjang. Ia ditemani seorang pria. Wanita ini terlihat tenang. Sesekali ikut menundukkan kepala.

Gestur tubuhnya tidak menampakan perasaan risih ataupun canggung. Ia terlihat menikmati seluruh rangkaian perayaan devosi iman hingga selesai.

Perempuan muda itu Titi Viviani, dari Jakarta.

"Saya ke sini (Larantuka) diajak teman yang mau mengikuti prosesi Semana Santa," ujar Viviani kepada Liputan6.com, Jumat 19 April 2019.

Tiba di Larantuka sejak Rabu 17 April 2019, dia mengaku baru pertama kali menjejakkan kaki di Kota Reinha (julukan kota Larantuka). Ia berniat menyaksikan langsung rangkaian pekan suci Semana Santa. Ia mengaku bahagia dapat menyaksikan secara langsung berbagai keanekaragaman budaya dan toleransi di kota yang dikenal suci itu.

"Ada remaja masjid jadi petugas keamanan, ini luar biasa dan patut dicontohi daerah lain," katanya.

Keberadaan umat beragama lain dalam perayaan pekan suci Semana Santa bukanlah hal baru. Pemeluk agama Katolik dan Islam di Flores Timur sudah ada sejak jaman dahulu. Hubungan persaudaraan menjadi alasan utama relasi sosial yang harmonis tanpa sekat.

 

2 dari 2 halaman

Legenda Jumat Agung di Larantuka

Cerita mengenai prosesi Jumat Agung di Kota Larantuka, Flores Timur sudah sangat melegenda di kalangan peziarah Kristiani khususnya umat Katolik Roma.Ada hal yang menarik yang dirasakan peziarah yakni terkabulnya sejumlah doa yang dinazarkan secara khusus.

Untuk membuktikan kebenarannya kesaksian iman, Liputan6.com mencoba melakukan penelusuran dengan mewancarai beberapa peziarah Tuan Ma di Kapela Tuan Ma, Kelurahan Larantuka Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Jumad, 19 April 2019.

Peziarah pertama yang ditemui adalah Damianus Angin. Pria berumur 52 tahun ini berasal dari Kabupaten Ngada-Bajawa.

Ia menceritakan kesaksian imannya. Kehadirannya di Larantuka mengikuti prosesi Seman Santa merupakan kali ke dua. Ia mengaku mendaraskan doa dengan bernazar atau ujud khusus kepada Tuan Ma (Patung Bunda Maria) agar usahanya bisa berhasil. Nazarnya itu pun terbukti.

“Saya ikut prosesi pertama kali pada 29 tahun lalu. Waktu itu niat saya berdoa dengan ujud khusus agar usaha saya sukses. Kembali ke Bajawa, ternyata usaha berhasil. Ini merupakan mujizat” tuturnya.

Kedatangannya kali ini tidak sendiri, melainkan bersama keluarga. Ia mengaku ingin mengungkapkan rasa syukur setelah doanya terkabul.

Pengakuan serupa dari wania berkebangsaan Jerman bernama, Merycard. Wanita 42 tahub ini datang bersama sang suami, Richardo (52).

Jauh-jauh dari Jerman, didampingi suami perempuan ini mengaku tertarik dengan perayaan Semana Santa setelah mendengar cerita rekan-rekannya tentang Prosesi Jumad Agung.

Ia mengaku punya niat serta ujud khusus dalam prosesi tanpa menyebutkan apa nazar dimaksud. Ia hanya mengatakan jika ia percaya dan yakin bahwa dengan bernazar kepada patung Tuan Ma dalam prosesi Semana Santa, doanya pasti terkabulkan.