Liputan6.com, Garut Bagi anda yang tengah berlibur di Garut, Jawa Barat pekan ini, jangan dulu mengemas barang bawaan anda, sebelum menikmati serunya para jagoan silat dunia, berduel dengan seru dalam Kasundan Internasional Silat Camp 2.
Festival itu merupakan ajang tahunan para jagoan silat dunia, untuk menampilkan keahliannya. Total 13 negara ikut ambil bagian dalam hajatan yang akan berlangsung hingga 30 April mendatang, di SOR Ciateul, Garut itu.
"Mereka juga akan memberikan ilmu silatnya dengan gratis, sayang jika anda melewatkannya," ujar Rahmat Abdul Haris, Ketua pelaksana Kasundan Internasional Silat Camp 2, dalam jamuan makan di Pendopo Garut, Sabtu (27/4/2019) malam.
Advertisement
Memet panggilan akbar Rahmat di komunitas seniman Garut menyatakan, digelarnya hajatan Internasional Silat Camp 2 tersebut, merupakan sebuah kehormatan bagi masyarakat Garut.
Sejarah panjang Garut, sebagai salah satu leluhur daerah penghasil pesilat tangguh tanah air, menjadikannya semakin diakui dunia.
"Sebagai bukti Asian Games lalu kita menyumbang dua emas dari silat," ujarnya bangga.
Baca Juga
Pengakuan Memet memang tidak berlebih, selain alamnya yang terkenal dingin dan sejuk, budaya masyarakat Garut untuk melestarikan seni budaya silat, tidak pernah padam. “Cek saja hampir ti tiap kecamatan ada paguron silat yang tangguh,” ujarnya.
Dalam acara yang telah dimulai sejak 20 April lalu itu, masyarakat mendapatkan hiburan yang cukup meriah, termasuk pembekalan edukasi sejarah silat Indonesia, yang sudah diakui masyarakat dunia saat ini.
Mereka akan penampilan ragam jurus silat tingkat tinggi, yang langsung diperankan para guru silat berbagai negara di dunia. “Ada penampilan perseorangan, kelompok termasuk penggunaan senjata,” ujar Memet menerangkan.
Bahkan untuk paguron silat lokal dalam negeri, kehadiran Internasional Silat Camp ini, merupakan anugerah, terutama bagi generasi muda, untuk menyerap ilmu bela diri silat mumpuni, sebaik mungkin.
"Mereka bisa berinterakasi langsung dengan para guru silat dari berbagai negara, dan tentunya gratis," ujar dia menegaskan sambil tersenyum ramah.
Dengan segudang keseruannya, sayang jika anda melewatkan gelaran akbar para pesilat dunia di tanah sunda kali ini. "Karena jika ingin menikmati lagi, harus menunggu lagi minimal tahun depan," ujar dia.
Melestariakan Budaya Silat Masyarakat
Ketua Paguran Silat Kasundan Cecep Arif Rahman menambahkan, sejak pertama kali digelar tahun lalu, hajatan Internasional Silat Camp, langsung mendapat sambutan positif masyarakat. “Para penonton yang datang tidak hanya dari Garut, tetapi dari luar Garut juga,” kata dia.
Untuk tahun ini, gelaran hajatan akbar pesilat tangguh itu, diikuti peserta dari Belanda, Perancis, Inggris, Suriname, India, Turki, Hongkong hingga Texas, Amerika Serikat. "Ada juga perwakilan beberapa negara yang baru datang hari ini," kata dia.
Mereka sejak sepekan terakhir, telah menginjakan kaki di tatar tanah sunda Garut, sambil menikmati suasana wisata kota Intan. “Buat mereka Garut adalah pengecualian, jadi selain mengajarkan silat, mereka juga sambil menambah keterampilan silatnya,” papar aktor Hollywood untuk film The Raid 2 tersebut.
Untuk memeriahkan acara, tak ketinggalan panitia sengaja mengundang, perwakilan pesilat tangguh dalam negeri dari wilayah Sumatera Barat, Makassar dan Jawa Barat.
Ketiga ujar Cecep, merupakan tiga wilayah utama di tanah air, sebagai pusat kebudayaan silat sejak lama. "Bukan mengecilkan peran wilayah lain, namun sejarahnya silat Indonesia dimulai dari tiga wilayah tadi," ujarnya.
Mereka akan memberikan choching clinik dengan berbagai jurus silat yang cukup menghibur penonton yang datang. “Ada juga pertunjukan dengan mengunakan teknik senjata, termasuk ngibing atau tampilan jurus diiringi musik,” ujar rekan main Iko Uwais, dalam perannya di film 'Berandal' tersebut.
Selain aksi pertunjukan silat, dalam puncak acara yang akan dilaksanakan hingga 30 April mendatang itu, ditampilkan pula beberapa kesenian budaya lokal lainnya.
"Ada karinding, bahkan pertunjukan kekinian seperti freestyle motor juga kita tampilkan di area luar pertunjukan," ujar Memet.
Namun dari seluruh kegiatan Internasional Silat Camp tahun ini, suguhan sekitar 600 benda pusaka, akan menjadi sorotan tersendiri bagi warga. Di sana mereka bisa menyaksikan langsung, deretan senjata tajam khas nusantara, yang konon ada penunggunya.
Bahkan satu senjata utama ‘Ciung Wanara’, menyerupai golok, memiliki ukuran super jumbo, Dengan panjang 14 meter, berat 1 ton, dengan bahan besi pamor atau bahan dasar keris berkualitas, sengaja bakal dipajang untuk pengunjung.
"Malam ini sedang dalam perjalanan ke Garut, saksikan semuanya nanti di SOR Ciateul," ujarnya Memet.
Cecep berharap, dengan sejumlah pertunjukan silat yang ditampikan, masyarakat cukup terhibur penuh sukacita. "Ada sebuah kebanggan bagi warga, ternyata silat Indonesia disukai masyarakat dunia," ujarnya.
Advertisement
Pengenalan Silat Sejak Dini
Cecep menerangkan, sejarah silat Garut memang sudah berlangsung lama, bahkan dalam festival bela diri Perancis Bercy Festival des Arts Martiaux, para pesilat Garut terutama dirinya, tidak pernah absen mengikuti kejuaraan.
"Pertama kami diundang 2003 dan sampai sekarang tidak pernah keluar dari tiga besar dunia" ujarnya bangga.
Dalam kejuaraan bela diri dunia tersebut, para pesilat Indonesia terutama dari Garut, selalu mampu menampikan performa yang mengagumkan, untuk menghibur penonton.
"Memang selain ada paguron (Tempat latihan silat), tradisi masyarakat Garut juga untuk mengenalkan silat cukup tinggi," kata dia.
Para pesilat dalam negeri, berani beradu aksi dengan sejumlah olahrage beladiri lainnya, yang tak kalah keras. Namun dengan sejumlah teknik seni beladiri silat, mereka tetap mampu menghadirkan sejumlah pertunjukan yang cukup menarik. (Kecuali 2009 karena kami absen dan digantikan Malaysia, selainnya kami selalu masuk terbaik," ujarnya.
Cecep mengakui, melestariakan kebudayaan silat merupakan cita-cita mulianya sejak lama. Bahkan karirnya sebagai pegawai negeri sipil untuk mata pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP), tidak menghalanginya untuk beraktifitas membesarkan pencak silat.
Beragam kejuaraan silat dunia telah malang melintang diikuti hampir sejak satu dekade yang lalu. Ia berharap kehadiran paguroan Panglipur, yang sejak lama mampu menghasilkan pesilat tangguh mancanegara, mampu mengilhami paguron lain, untuk berkarya menghasilkan petarung handal dunia dari Indonesia.
Tidak hanya itu, aksi memukaunya di atas matras pertunjukan, mampu membawanya beradu akting dengan aktor laga tanah air dan dunia, dalam membintangi sejumlah film laga dunia. Sebut saja peran laga dalam film The Assassin, The Raid 2, Brandal, Alif Lam Mim, Star Wars: The Force Awakens.
Pengenalan Silat Sejak Dini
Cecep menambahkan, budaya pencak silat bagi masyarakat Garut, ibarat Bulu tangkis bagi masyarakat Indonesia. Hampir ti tiap desa memiliki padepokan seni dengan berbagai keunggulan jurus silatnya. "Makanya potensi silat Garut melimpah," ujarnya.
Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, budaya itu semakin kental, seiring masuknya pencak silat dalam mata pelajaran muatan lokal (mulok) sekolah."Semoga berkorelasi dengan pretasi yang dihasilkan," ujarnya berharap.
Khusus padepokan silat Panglipur di kawasan Tegalpanjang, Kecamatan Sucinaraja. Sejak lama dikenal sebagai gudangnya pesilat tangguh.
Setiap tahunnya, padepokan yang ia pimpin lebih dari satu dekade itu, tak pernah sepi dari para pesilat dunia yang ingin mempelajari silat.
"Memang untuk latihan kita pusatkan di sana," ujarnya.
Di paguron rumah bambu dengan latar gunung Cikuray tersebut, para pesilat dari berbagai negara, bisa mempelajari teknik dasar silat dengan seksama. "Kami pelajari seluruh aliran silat di Indonesia, tetapi yang paling utama tentu jurus yang kami miliki," ujarnya.
Beberapa aliran silat dalam negeri seperti Cimande, Cianjuran dan lainnya diberikan selama pelatihan di sana. Namun dari semuanya, teknik silat panglipur menjadi makanan wajib tiap hari. "Ada beberapa jurus di panglipur yang tidak dimiliki paguron lain," kata dia.
Suasana tempat latihan yang adem dengan udara sejuk nan bersih, mampu memberikan nuansa latihan yang berbeda bagi seluruh calon pesilat yang datang.
Tak mengherankan dengan kondisi itu, banyak pesilat dunia yang betah berlama-lama di sana."Mungkin metode silat yang kami berikan juga sesuai yang diinginkan mereka," ujar dia.
Ia berharap dengan semakin banyaknya pesilat yang dihasilkan, mampu menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia, dalam menguasai area pentas silat dunia. "Sebagai bangsa penghasil budaya pencak silat, tentu saya bangga dan punya kewajiban melestarikannya," ujar dia.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement