Liputan6.com, Palembang - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi salah satu kawasan penyumbang kelapa sawit di Indonesia. Provinsi ini pun masuk dalam program peremajaan atau replanting tanaman kelapa sawit.
Lahan kelapa sawit di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumsel, ternyata masuk dalam program replanting terluas di Indonesia. Program ini bahkan sudah dilakukan sejak tahun 2017 lalu.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Muba Iskandar Syahrianto mengungkapkan, proses peremajaan kelapa sawit di Kabupaten Muba Sumsel lebih cepat dibandingkan prediksi awal.
Advertisement
“Saat ini ada 8.134 hektar tanaman sawit yang sedang diremajakan. Sekitar 5.390 hektar sawit sudah selesai peremajaan. Total kawasan ini merupakan yang terluas di Indonesia,” ujarnya, Minggu (29/4/2019).
Baca Juga
Dinas Perkebunan Kabupaten Muba Sumsel sudah mempunyai target untuk tahun ini. Yaitu penambahan seluas 5.000 hektar untuk peremajaan. Jika ini terealisasi, ada sebanyak 12.000 hektar lahan kelapa sawit yang diremajakan.
Untuk target jangka panjang, mereka mematok bisa menambah 40.000 hektar lahan sawit yang diremajakan hingga tahun 2022.
Salah satu langkah merealisasikan program ini, yaitu intensifkan pemberdayaan masyarakat, agar replanting bisa berakselerasi tanpa hambatan.
“Untuk lahan kepala sawit yang diremajakan, memang belum menyasar lahan milik warga. Kendalanya yaitu salah satunya faktor kelembagaan,” ucapnya.
Untuk mengatasinya Pemkab Muba menjalankan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Petani yang mengikuti PSR harus memenuhi 14 syarat dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS).
Jika persyaratan tersebut terpenuhi, para petani bisa mengkases bantuan dana peremajaan. Para petani bisa mendapatkan bantuan sebesar Rp 25 Juta per hektar, dengan maksimal 4 hektar.
“Program ini diharapkan mempermudah para petani, untuk memperbaiki produktivitas dan penghasilan kelapa sawit di Sumsel kedepannya,"katanya.
Solusi Produksi Sawit
Sejauh ini ada sebanyak 45 persen lahan kelapa sawit di Kabupaten Muba Sumsel, yang dikelola rakyat atau non korporasi.
Namun kualitas dari kelapa sawit ini masuk kategori produktifitas sangat rendah. Sehingga perlu ditingkatkan lagi seperti peremajaan.
Menurut Dewan Pakar Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumsel Andres Leonardo, kepedulian pemerintah daerah terhadap peremajaan kelapa sawit, sangat berpengaruh positif bagi sektor perkebunan dan pertanian.
“Sebagian masyarakat Sumsel hidup dari aktifitas agraris. Pemerintah harus mendorong peremajaan sawit agar lebih baik lagi," katanya.
Program hilirisasi sawit dengan membangun pabrik pengolahan sawit, menjadi salah satu solusi juga untuk mengimbangi suplay sawit pasca peremajaan.
Advertisement