Sukses

Pemkab Garut Kedodoran, Warga Diminta Bakar Sampah

Pemerintah Kabupaten Garut mewaspadai peningkatan volume sampah yang terjadi selama momen Ramadan berlangsung.

Liputan6.com, Garut - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat mewaspadai peningkatan volume sampah, yang terjadi selama momen Ramadan berlangsung. Minimnya sarana armada dan rusaknya jalan menuju tempat pembuangan akhir sampah (TPAS), dikhawatirkan menyebabkan penumpukan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Garut, Asep Suparman mengatakan, pola konsumsi yang dilakukan masyarakat selama Ramadan, ikut meningkatkan volume sampah yang dihasilkan.

"Biasanya rata-rata naik sekitar 30 persen dibanding hari biasa," ujarnya, Rabu (1/5/2019).

Menurut Asep, persoalan pengelolaan sampah masyarakat Garut cukup pelik, selain armada yang terbilang minim, juga infrastruktur penunjang seperti jalan raya menuju TPAS, dalam keadaan rusak berat.

"Harusnya bisa 3-4 kali, saat ini hanya sekali angkut sebab antrinya bisa mencapai dua jam," ujarnya.

Saat ini potensi sampah yang dihasilkan masyarakat Garut, mencapai 600-700 ton per hari yang berasal dari 12 kecamatan di sekitar Garut Kota, sedangkan jumlah armada yang beroperasi hanya sekitar 33 unit, dari total 50 armada yang dimiliki Pemda Garut saat ini.

"Memang kita akui masih kedodoran, tetapi kita terus berupaya mengoptimalkan yang ada," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Bakar Sampah

Khusus Ramadan, sampah rumah tangga bakal menjadi penyumbang terbesar dari peningkatan volume sampah untuk satu bulan ke depan. "Konsumsi masyarakat selama Ramadan kan biasanya lumayan tinggi," ujarnya.

Namun meskipun demikian, lembaganya berupaya untuk tetap mengoptimalkan pelayanan pengangkutan, dengan mengoptimalkan adanya penambahan armada baru.

"Semoga dalam waktu dekat sudah datang, dan langsung kita gunakan," ujarnya.

Selain itu, masuknya bulan suci Ramadan 1440 tahun ini, lembaganya berharap agar masyarakat lebih bijak dalam mengelola sampah rumah tangga, sehingga tidak menimbulan lonjakan signifikan.

"Kalau bisa dibakar ya bakar dulu, jangan seluruhnya dibuang," kata dia.

Asep menambahkan, penanganan sampah memang perlu dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya persoalan penyediaan armada dan infrastrktur lainnya, namun juga perlunya kesadaran dari masyarakat Garut.

"Misalkan kalau masih bisa dibakar ya dibakar dulu, atau kalau bisa ditimbun ya ditimbun," ujarnya.

Program ‘Garut Cleaning’ yang direncanakan hingga 2024 mendatang, diharapkan mampu menjawab persoalan sampah saat ini, yang tengah dihadapi masyarakat Garut.

"Kita sudah mengajukan penambahan armada hingga 162 unit hingga lima tahun ke depan," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini: