Liputan6.com, Bengkulu - Kementerian Sosial bersama Badan Usaha Milik Negara bersama-sama, bersinergi memulihkan Provinsi Bengkulu usai bencana banjir dan longsor yang terjadi sepekan terakhir.
Menteri Sosial Agus Gumiwang dan Menteri BUMN Rini Soemarno datang langsung melihat kondisi masyarakat dan lingkungan yang terkena dampak bencana.
"Atas nama Pemerintah Republik Indonesia, saya memyampaikan rasa duka yang mendalam atas bencana yang melanda Provinsi Bengkulu," ungkap Mensos Agus di Bengkulu (30/4/2019).
Advertisement
Menteri Agus Gumiwang mengatakan, penyebab dan langkah antisipasinya, harus dikaji secara benar, supaya perencanaan antisipasi yang dilakukan bisa tepat sasaran.
Baca Juga
Provinsi Bengkulu setiap musim hujan, hampir terjadi musibah banjir. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya mencari solusi efektif penanganan bencana.
"Masyarakat harus segera bangkit. Kunjungan saya berikutnya agar tidak lagi karena bencana, tetapi untuk membangun masyarakat Provinsi Bengkulu," lanjutnya.
Menteri Sosial juga menyerahkan bantuan Rp1,042 miliar bagi korban bencana di Provinsi Bengkulu. Bantuan tersebut diterima Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, saat mengunjungi salah satu titik posko bencana di Tanjung Jaya kota Bengkulu.
Bantuan dari Kemensos terbagi atas bantuan logistik Rp667,5 juta dan santunan bagi korban bencana untuk 25 orang Rp375 juta, dimana masing-masing korban jiwa mendapat sebesar Rp15 juta. Ditambah bantuan alat kebersihan sebesar Rp400 juta.
BUMN Bantu Perbaikan Jembatan Gantung
Kementrian Badan Usaha Milik Negara memastikan akan membantu pemulihan pasca bencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Bengkulu melalui dana Coorporate Social Reponsibility atau CSR yang dikelola melalui program BUMN peduli.
Fokus utama bantuan di Bengkulu adalah membantu perbaikan akses jembatan gantung yang hancur diterjang banjir dan tanah longsor.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, beberapa wilayah yang terkena dampak bencana di Bengkulu ini sangat membutuhkan pemulihan akses infrastruktur. Terutama wilayah yang terisolasi akibat jembatan penghubung yang terputus.
"Kita bantu tanggap darurat tahap pertama, makanan, obat-obatan dan jembatan gantung, supaya tidak ada wilayah yang terisolasi dan anak-anak tetap bisa bersekolah," tegas Rini.
Khusus untuk membantu pemulihan infrastruktur, Kementrian BUMN sudah menunjuk PT Hutama Karya untuk melakukan pengkajian dan berkoordinasi dengan kementrian PUPR. Beberapa jembatan yang merupakan akses utama masyarakat terjadi kerusakan.
"Harus dilakukan pengkajian mendalam dan tindakan yang tepat supaya perbaikan dan pembangunannya dilakukan secara benar, sudah kita tunjuk HK untuk melaksanakan itu," lanjut Menteri Rini.
Advertisement
Bangkit dengan Gotong Royong
Dampak bencana banjir dan tanah longsor di Bengkulu dirasakan sangat berat. Tidak hanya menelan korban jiwa dan penderitaan masyarakat yang harus tinggal di lokasi pengungsian.
Dampak yang paling utama adalah, perekonomian masyarakat khususnya para petani dan peternak di desa yang tidak bisa berbuat apa-apa setelah lahan pertanian, hewan ternak hingga kolam ikan mereka habis disapu banjir.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, ribuan hektare sawah yang sudah memasuki masa panen tersapu banjir menghancurkan harapan masyarakat Desa untuk menikmatinya di Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Ratusan hektare kolam dan tambak ikan masyarakat juga hancur berantakan.
Bencana ini juga mengakibatkan, ratusan hektare tanaman jagung mengalami gagal panen. Ditambah ratusan hewan ternak yang juga mati disapu banjir dan tertimbun tanah longsor.
"Kami butuh pemulihan ekonomi, tolong bantu kami bibit supaya saudara-saudara kami bisa membangun harapan baru," ujar Rohidin.
Gubernur juga meminta masyarakat untuk tetap bersemangat menghadapi musibah ini. Gotong royong dan saling bahu membahu yang memang merupakan tradisi masyarakat Bengkulu terus dipertahankan. Musibah akan bisa dilalui jika semua masyarakat mau saling membantu dan tolong menolong.
"Pemerintah tidak akan tinggal diam, tetap bersemangat, ayo bangkit," tegas Rohidin Mersyah.