Liputan6.com, Malang - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengingatkan personel TNI agar terus meningkatkan kemahiran bertempur. Baik itu dalam konteks operasi militer untuk perang maupun misi non-perang. Mampu mendeteksi dini setiap tindakan inkonstitusional.
Panglima TNI Hadi Tjahjanto hadir dalam apel Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Jawa Timur. Apel melibatkan 5.025 personel dengan berbagai alat utama sistem persenjataan di bawah komando Divisi Infanteri 2 Kostrad.
Dalam pidatonya, ia menyebut peningkatan kemahiran itu adalah sebuah keharusan. Apalagi saat situasi saat ini sudah dihadapkan pada perkembangan bidang militer dan pertahanan di era revolusi industri 4.0.
Advertisement
Baca Juga
“Saya perintahkan prajurit menyesuaikan berbagai doktrin pertempuran dan kemampuan tempur dalam perkembangan teknologi dan cara bertempur musuh,” kata Hadi Tjahjanto di Malang, Jawa Timur, Jumat, 3 Mei 2019.
Menurut Hadi, spektrum ancaman tidak lagi sederhana. Pihak musuh sudah semakin mudah memanfaatkan teknoogi untuk kepentingan mereka. Karena itu pula, personel TNI tidak boleh tertinggal, harus selalu unggul dibandingkan lawannya.
Harus pula mewaspadai potensi ancaman asimteris dalam bentuk aksi terorisme, separatisme dan aksi bersenjata lainnya yang bisa menganggu kedaulatan negara. Serta mengancam keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa Indonesia.
“Kita juga harus mencermati meningkatnya berbagai kerawanan Khususnya di wilayah perbatasan yang berpotensi mengancam kedaulatan negara,” ujar Panglima TNI.
Deteksi Tindakan Inkonstitusional
Dalam pidatonya, Marsekal Hadi Tjahjanto juga kembali mengingatkan komitmen netralitas TNI selama tahapan pemilu 2019. Peran TNI dalam pesta demokrasi ini membantu KPU dan Polri, menjamin tahapannya berjalan lancar dan damai.
“Dalam berbagai kesempatan saya tegaskan bahwa TNI berkomitmen netral,” ujar Hadi.
TNI juga harus mendorong rakyat dewasa dalam berpolitik. Tidak terbelah dan saling bermusuhan hanya karena perbedaan pilihan politik. Agar demokrasi tidak berjalan mundur ke belakang karena perpecahan. Dalam tugas pengamanan pemilu itu juga selalu siap siaga.
“Melakukan deteksi dan cegah dini terhadap setiap tindakan inkonstitusional yang berpotensi menjadi ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Hadi.
Ia mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebagai tugas, tanggungjawab sekaligus kewajiban TNI. Bersama seluruh komponen bangsa menjaga jalannya pesta demokrasi.
“Agar berjalan damai, aman dan lancar sehingga terwujud stabilitas nasional dan ketertiban di dalam masyarakat,” katanya.
Advertisement