Sukses

Menanti Solusi Jitu dan Kerja Keras Pemkab Garut Menangani Sampah

Di beberapa titik lokasi pembuangan sementara mulai meluber ke bahu jalan dan menimbulkan bau tak sedap.

Liputan6.com, Garut - Tumpukan sampah di kabupaten Garut, Jawa Barat semakin parah. Bahkan di beberapa titik lokasi pembuangan sementara mulai meluber ke bahu jalan dan menimbulkan bau tak sedap. Rusaknya jalan menuju Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS), di Pasir Bajing, Kecamatan Banyuresmi diduga menjadi pemicunya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Garut, Asep Suparman mengatakan, rusaknya infrastruktur jalan menuju TPAS menjadi pemicu utama, keterlambatan pengangkutan sampah.

"Makanya truk-truk lainnya yang tidak masuk ke TPA, ngantrinya itu di halaman kantor dinas (DLH)," ujarnya, Jumat (10/5/2019).

Menurutnya, peningkatan volume sampah selama Ramadan tidak dibarengi sejumlah kesiapan infrastruktur, akibatnya pengangkutan menjadi terkendala.

"Awalnya truk bisa ke TPA 4-5 rit per hari, sekarang paling hanya dua rit, itu pun harus didorong alat berat," papar dia.

Sekretaris Dinas DLHKP Guriansyah menambahkan, lembaganya telah pengajuan perbaikan akses jalan TPAS Pasir Bajing ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), namun terkendala proses lelang.

"Perbaikan jalan ini butuh waktu dua sampai tiga bulan ke depan. Tentu saja ini akan sangat mengganggu mobilitas armada angkutan sampah," kata dia.

Kondisi itu diperparah dengan kesiapan armada truk sampah pengakut saat ini. Saat ini rata-rata armada yang beroperasi buatan 1996-2000-an, tak mengherankan dari sekitar 37 truk armada yang beroperasi, hanya 22 unit yang masuk kategori layak pakai, sementara sisanya tidak layak jalan.

2 dari 2 halaman

Permintaan Maaf Pemda Garut

Sementara itu, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengakui lambannya pengelolaan sampah karena banyak faktor penghambat yang membelitnya.

"Kami atas nama Pemerintah Daerah memohon maaf atas banyaknya sampah yang tidak terangkut, sehingga menganggu kenyamanan," ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan sampah tidak terangkut. Pertama, jumlah armada tidak sesuai dengan potensi sampah yang harus diangkut petugas. Saat ini jumlah armada beroperasi hanya 33 unit, sementara potensi sampah yang harus diangkut 600-700 ton per hari.

Kedua, infrastruktur jalan menuju Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Pasir Bajing rusak berat, sehingga armada sulit menuju lokasi pembuangan. "Untuk puasa ini armada pengangkut sudah kita tambah 5 buah dari PUPR," ujarnya.

Untuk mengurai antrian kendaraan, lembaganya ujar Helmi tengah mencari lahan pembuatan alternatif, yang bisa difungsikan untuk sementara waktu. "Kalau kondisinya masih perbaikan, maka dikhawatirkan sampah akan lama terangkut," kata dia.

Saat ini potensi sampah Garut mencapai 600-700 ton per hari yang berasal dari 12 kecamatan di sekitar Garut Kota, sedangkan jumlah armada yang beroperasi hanya sekitar 33 unit, dari total 50 armada yang dimiliki Pemda Garut saat ini.

Asep berharap, adanya program ‘Garut Cleaning’ yang direncanakan hingga 2024 mendatang, diharapkan mampu menjawab persoalan sampah saat ini, yang tengah dihadapi masyarakat Garut.

"Kita sudah mengajukan penambahan armada hingga 162 unit hingga lima tahun ke depan," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini: