Liputan6.com, Yogyakarta Salah satu persoalan yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Padahal, untuk menjadi bisnis yang besar orang seharusnya mengunakan sistem.
"Selama ini pikir orang yang punya bisnis setengah mapan masih berkutat di seputar memperbesar bisnis," ujar Bio Hadikesuma, pendiri Management Training And Consulting Jogja Business Lab, Senin (20/5/2019).
Menurut Bio, keberadaan sistem bisa mempermudah pekerjaan pelaku UMKM. Efek positifnya, pekerjaan lebih efektif dan efisien yang berujung pada autopilot.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengungkapkan persoalan yang dihadapi saat ini tidak semua pelaku usaha paham dengan sistem yang dimaksud.
"Sistem ini meliputi keseluruhan proses bisnis, tidak hanya produksi, tetapi juga divisi atau bagian lain, seperti pemasaran, toko, dan sebagainya," ucapnya.
Sistem yang dimaksud adalah standar operasional prosedur. Keberadaan SOP memudahkan pekerjaan karena setiap orang sudah mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing serta aliran koordinasi yang seharusnya.
Misal, standar operasional prosedur di toko, apa yang harus dilakukan oleh karyawan pertama kali ketika pengunjung datang, bagaimana mereka melayani pengunjung, dan sejenisnya.
Sebenarnya pelaku usaha sudah menjalani sistem masing-masing, namun tidak pernah tertulis secara rinci. Padahal, jika ditulis secara rinci memudahkan pelaku usaha dalam rekruitmen dan pendelegasian tugas.
"Standar operasional prosedur salah satu fungsinya adalah menghemat waktu training, kalau sudah punya SOP tinggal kasih ke karyawan, dan SOP juga membentuk budaya, ada ketegasan tanpa harus ngomong," kata Bio.
Lantas di mana peran pemilik UMKM jika sistem sudah berjalan detail? Bio menuturkan pemilik tetap terlibat dalam setiap proses, akan tetapi hanya beberapa persen saja. Ia akan lebih banyak memantau dan mengawasi setiap proses tanpa turun tangan langsung.Â