Liputan6.com, Pekanbaru - Konflik manusia dengan Harimau Sumatra di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, kembali memakan korban.
Amri, pekerja perusahaan penanam pohon akasia itu ditemukan tak bernyawa pada Kamis siang, 23 Mei 2019.
Di bagian pundak pria berumur 32 tahun itu ditemukan luka gigitan. Korban sudah dibawa ke Tembilahan untuk selanjutnya diantarkan ke keluarganya di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Advertisement
"Keluarganya yang meminta korban dipulangkan ke kampung halaman, setelah dilakukan visum," kata Kapolres Indragiri Hilir AKBP Christian Ronny SIK, Jumat siang, 24 Mei 2019.
Baca Juga
Ronny menjelaskan, awalnya korban bersama delapan rekannya berangkat ke kanal sekunder 41 PT RIA di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, pukul 06.30 WIB.
Di sana, mereka memanen pohon akasia sebagai bahan bubur kertas.
Di lokasi, korban dan delapan rekannya berpisah sambil membawa alat berat dan penebang kayu. Saat itulah, muncul seekor Harimau Sumatra dan langsung menyerang korban karena merasa terusik.
"Saat penyerangan teman korban tak mendengar karena suara mesin penebang," sebut Ronny.
Pukul 10.30 WIB, rekan-rekan korban kembali ke barak pekerja untuk beristirahat. Saat itulah diketahui korban hilang karena tak kunjung kembali setelah ditunggu setengah jam.
Rekan korban risau karena belakangan memang sering terdengar auman Harimau Sumatra di sekitar lokasi. Pencarian dilakukan menggunakan alat berat untuk menjaga keamanan.
"Saat mencari korban itu terlihat seekor harimau di tumpukan kayu yang sudah ditebang," terang Ronny.
Masih Berkeliaran
Tidak jauh dari lokasi penampakan Harimau Sumatera itu, terlihat korban tertelungkup di tanah. Alat berat digeser ke lokasi korban supaya harimau tadi menjauh. Setelah Datuk Belang itu pergi, barulah teman korban turun dari alat berat.
Korban lalu diperiksa, di mana temannya menemukan sejumlah luka di bagian tengkuk leher. Korban lalu dievakuasi ke klinik terdekat untuk mengobati luka dan supaya nyawanya terselamatkan.
"Ketika korban dievakuasi itu sudah tak bernyawa lagi karena terkaman harimau, di lehernya ada luka juga," kata Ronny.
Selanjutnya, korban dibawa ke pelabuhan PT RIA menggunakan speed boad 15 PK. Sesampainya di pelabuhan, korban langsung diperiksa petugas medis di Puskesmas Pelangiran.
"Hasil pemeriksaan medis, luka tak hanya di tengkuk dan leher. Kepala dan mata kanan korban juga ada luka," terang Ronny.
Kejadian ini sudah dikoordinasikan dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. Untuk sementara, polisi menghimbau aktivitas di kanal tersebut dihentikan.
"Diduga harimau masih berkeliaran di sana, supaya tidak ada korban jangan beraktivitas dulu. Masyarakat juga dilarang bertindak sendiri karena harimau satwa dilindungi," imbuh Ronny.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement