Sukses

Membangun Kasih dan Toleransi dalam Perayaan Waisak di Candi Muara Takus

Walaupun kita berbeda suku, agama, ras dan golongan tetapi kita tetap satu didalam wadah Pancasila sebagai ideologi negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai moto negara kesatuan republik Indonesia

Liputan6.com, Pekanbaru - Peringatan Hari Waisak 2563 BE/2019 secara nasional berlangsung meriah di Candi Muara Takus, Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu malam (25/5). Sekitar 3.500 umat Buddha serta tamu undangan dari berbagai negara hadir di candi bersejarah itu.

"Kegiatan ini merupakan perayaan hari besar agama Budha yang diperingati oleh umat Buddha di seluruh Indonesia, juga merupakan sebagai bentuk rasa cinta tanah air kepada negara Indonesia," kata Ketua I Pengurus Pusat Sangha Agung Indonesia, Bhante Thanavaro Mahatera kepada wartawan.

Candi Muara Takus pertama kalinya menjadi lokasi perayaan Hari Waisak secara nasional, meski setiap tahun selalu ada perayaan Waisak di sana.

Candi ini dipercaya adalah peninggalan kerajaan Sri Wijaya, merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha. Dan salah satu upaya dalam melestarikan dan memperkenalkan kepada dunia, bahwa di Candi Muara Takus pernah ada sebuah kerajaan yang pernah berjaya di bumi nusantara.

"Walaupun kita berbeda suku, agama, ras dan golongan tetapi kita tetap satu didalam wadah Pancasila sebagai ideologi negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai moto negara kesatuan republik Indonesia," katanya dilansir Antara.

Gubernur Riau, Syamsuar yang hadir pada peringatan itu mengatakan, acara itu memiliki makna pentingnya membangun kasih sayang terhadap sesama mahluk, saling memberi, tolong menolong dan menjaga toleransi sesama umat beragama.

"Perayaan Tri Suci Waisak, salah satu yang ditekankan adalah bahwa nilai-nilai agama Buddha yang dipakai dalam filosofi kebangsaan untuk mempersatukan negara republik Indonesia, tentunya juga harus ditegakan di bumi Riau," katanya.

2 dari 2 halaman

Jaga Suasana Harmonis

Ia menilai, kerukunan umat beragama di Indonesia, khususnya di Riau, harus dijaga dalam suasana yang harmonis.

Rangkaian kegiatan yang dilaksankan pada peringatan Waisak di antaranya, yaitu parade bendera, parade pataka Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) oleh 26 provinsi, prosesi air suci, pradaksina, persembahan puja paritta, puja bakti dan meditasi, malam suci waisak dan dana paramita, pemberkahan, penutup puja bakti kemudian dilanjutkan acara festival candi Muara Takus, yakni pelepasan 2.000 lampion.

Gubernur Riau, Syamsuar, yang pertama kali melepaskan lampion, setelah itu diikuti oleh ribuan umat Buddha yang hadir pada acara itu.

Syamsuar mengatakan, Candi Muara Takus merupakan destinasi wisata andalan di Riau. Pemprov Riau berupaya untuk menjaga peninggalan bersejarah itu, seperti bekerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar sebagai UPT Pemerintah Pusat yakni, UPT Ditjen Kebudayaan Kemendikbud RI.

"Kami juga berharap Candi Muara Takus bisa ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, sehingga bisa menjadi pusat pembelajaran dan destinasi wisata yang di kenal dunia sehingga nantinya bisa membantu meningkatkan ekonomi masyarakat," papar Syamsuar.

Acara itu diharapkan bisa memperkenalkan Candi Muara Takus sebagai peninggalan bersejarah di Riau yang bisa menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung.

Saksikan video pilihan berikut ini: