Liputan6.com, Bali - Gunung Agung di Bali kembali erupsi. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mengabarkan, erupsi terjadi pukul 12.12 Wita, dengan menyemburkan kolom abu setinggi 1.000 meter di atas puncak atau 4.142 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani mengatakan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah Timur dan Tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 milimeter berdurasi 1 menit.
"Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat di sekitarnya dan pendaki atau pengunjung serta wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak," ujar Kasbani menurut informasi resmi yang diterima Liputan6.com, Senin (10/9/2019).
Advertisement
Kasbani juga menuturkan, zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
Bagi masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, sebut Kasbani, agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. Gunung Agung merupakan salah satu gunung api yang mendapatkan pantauan selama 24 jam oleh PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM.
Otoritas pemantau aktivitas vulkanologi dan mitigasi bencana tersebut menyebutkan dari 127 gunung api aktif yang ada di Indonesia, 69 gunung dipantau secara menerus 24 jam setiap harinya yang oleh PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM. Â
Â
Â