Liputan6.com, Papua - Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto meminta kepada warga Wamena, Kabupaten Jayawijaya melestarikan telaga biru atau kali biru di daerahnya.
Ia menyebutkan, bentuk pelestarian yang harus dilakukan yakni harus selalu menjaga keberadaan pohon-pohon di sekitar telaga agar tidak ditebang.
Selalu menjaga kearifan lokal setempat. Para pengunjung telaga tidak boleh membuang sampah plastik sembarangan.
Advertisement
Telaga biru ini merupakan salah destinasi wisata yang masih sangat alami dan jauh dari keramaian, terletak di Distrik Maima, Kabupaten Jayawijaya.
Baca Juga
Telaga biru ini berjarak sekitar 12 kilometer dari Kota Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, sehingga belum terlalu populer. Untuk itu kelestariannya harus dijaga karena bernilai sejarah bagi Suku Dani.
"Telaga Biru ini perlu dikelola tapi juga harus dilestarikan dan pengelolaannya melibatkan masyarakat setempat," tambahnya Sabtu (15/6/2019) dilansir Antara.
Perlu pemberdayaan masyarakat sekitar telaga yakni dengan menggali potensi produk kerajinan khas atau kuliner khas setempat yang harus dipasarkan di sekitar telaga.
Menurut dia, Dinas Pariwisata setempat perlu mempromosikan telaga biru, baik dalam event-event pameran wisata maupun promosi melalui media daring atau online.
"Pelatihan sadar wisata dan pelatihan bahasa Inggris juga diperlukan untuk masyarakat setempat. Penataan lokasi dan penyediaan fasilitas pendukung, ini harus dikelola oleh Dinas Pariwisata setempat," tambah dia.
Saksikan video pilihan berikut ini: