Sukses

Polemik Keberangkatan Haji dan 'Mati Suri' Bandara Kertajati Majalengka

Sejak diresmikan tahun 2018 lalu, salah satu proyeksi Bandara Kertajati Majalengka yakni melayani keberangkatan jemaah haji dan umrah.

Liputan6.com, Majalengka - Polemik soal keberangkatan haji melalui Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka belum ada titik temu.

Hingga saat ini belum ada kepastian dari pemerintah pusat khususnya Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan jadi atau tidaknya Bandara Kertajati Majalengka sebagai bandara pemberangkatan haji.

Sementara itu, pihak BIJB sendiri menyatakan kesiapan bandara untuk dijadikan bandara keberangkatan haji tahun ini. Bahkan, operasional BIJB Kertajati terkesan 'mati suri'.

"Sebenarnya belum batal hanya mungkin ada persoalan lain yang diluar kewenangan kami ya karena kami operator dan menyatakan siap untuk mengawal keberangkatan haji tahun ini," kata Airport Operation and Performance Group Head PT BIJB Agus Sugeng Widodo, Minggu (16/6/2019).

Dia menyebutkan, kesiapan tersebut dibuktikan dengan panjang landasan pacu yang sudah mencapai 3.000 meter dan lebar hingga 60 meter.

Agus mengatakan landasan pacu di Bandara Kertajati Majalengka mampu beroperasi memenuhi perjalanan haji. Landasan pacu juga diklaim sudah cukup menampung kapasitas pesawat berbadan lebar.

"Apalagi kesiapan infrastruktur bandara yang lain kami sudah siap seperti custom, imigrasi, karantina sudah beroperasi, akses sudah ada. Tinggal Kemenagnya saja," kata dia.

Agus mengaku sudah sering berkoordinasi dengan Kemenag. Bahkan, hingga kini semakin intens berkomunikasi.

Namun, dia tak mengetahui apa kendala pemerintah pusat hingga saat ini belum memberikan keputusan mengenai keberangkatan haji via Bandara Kertajati Majalengka.

"Sudah kami hitung dan perkirakan semua apa saja yang dibutuhkan. Tapi di luar kesiapan bandara tetap bukan kewenangan kami," kata dia.

2 dari 2 halaman

Tanggapan Bupati Majalengka

Bupati Majalengka Karna Sobahi mengatakan seluruh komponen pemerintahan harus duduk mencari solusi bersama.

"Menurut saya tidak arif kalau mengamati kondisi BIJB saat ini dengan menyalahkan perencanaan masa lalu. Apalagi ada pengamat yang mengatakan karena interest politik," kata dia.

Menurut dia, mencari solusi terbaik adalah jalan satu-satunya untuk pengoperasian maksimal di Bandara Kertajati Majalengka.

Jika masih terdapat kekurangan persyaratan penerbangan haji, Karna meminta pihak bandara segera melengkapi.

"Misal seperti asrama maka segera leading sektor dalam hal ini Kemenag bangun embarkasi haji mau bangun dimana kapan dimulainya segera dieksekusi jangan jadi wacana saja," ujar dia.

Menurut dia, imbas terbesar dari mati surinya Bandara Kertajati adalah masyarakat Kabupaten Majalengka. Terutama mereka yang rela dan terpaksa menjual tanahnya untuk kepentingan pemerintah dengan harga murah.

"Jadi kalau semuanya hanya meratapi mati surinya BIJB, rakyat Majalengka yang rugi telah menjual tanahnya untuk membangun bandara. Belum lagi mereka yang masih berfikir harus pindah kemana karena tanah yang saat ini jadi bandara adalah kampung halaman mereka," dia menandaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:Â