Sukses

Embun Es Dieng Berpotensi Muncul Lagi pada Juli-September

Setelah muncul tiga kali pada Mei dan Juni, diperkirakan embun es Dieng masih akan kembali muncul pada Juli hingga September.

Liputan6.com, Banjarnegara - Fenomena embun es di Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah menjadi magnet luar biasa bagi wisatawan. Itu terbukti pada tingginya jumlah wisatawan libur lebaran 2019 lalu.

Selama 10 hari setelah lebaran, kunjungan wisata Dieng naik 35 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 lalu.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dieng, Aryadi Darwanto mengatakan, pada 10 hari usai lebaran, tingkat kunjungan Dieng mencapai 127 ribu lebih wisatawan. Sedangkan pada periode yang sama pada 2018, kunjungan hanya berkisar 94 ribu orang.

"Kisaran kenaikan 30-35 persen," katanya kepada Liputan6.com, Minggu (16/6/2019).

Tingginya kunjungan ke Dieng banyak dipengaruhi oleh munculnya embun es Dieng pada Ramadan. Tercatat, embun es muncul tiga kali. Dua kali pada Mei dan sekali pada 1 Juni 2019.

"Kabarnya sih, karena tertarik untuk lihat embun. Dari Jakarta, itu sangat-sangat tertarik untuk melihat embun es. Makanya banyak yang datang," ungkap Aryadi.

Embun es Dieng yang langka itu membuat banyak pengunjung luar daerah penasaran dan ingin menyaksikan langsung fenomena embun beku yang oleh warga lokal disebut Bun Upas.

"Paling banyak keluarga, dari luar daerah. Karena memang penasaran," katanya.

Setelah muncul tiga kali pada Mei dan Juni, diperkirakan embun es Dieng masih akan kembali muncul pada Juli hingga September. Saat puncak musim kemarau, embun es relatif mudah muncul di Dieng.

 

2 dari 3 halaman

Inovasi Baru

Selain fenomena embun es, tingginya tingkat kunjungan diklaim juga hasil kerja tim Dieng. Sosialisasi langsung dan melalui sosial media juga sangat membantu tingginya kunjungan wisata ke Dieng. Dieng kini juga mengembangkan berbagai aplikasi untuk menunjang kemudahan wisata.

Aryadi mengemukakan, destinasi wisata Dataran Tinggi Dieng kini beranjak menjadi wisata pintar atau smart destination dengan melengkapi seluruh objek wisatanya dengan aplikasi barcode.

Barcode itu dipasang di tiap benda cagar atau wisata, seperti di kompleks Candi Arjuna dan Museum. Tercatat, sebanyak delapan candi sudah terpasang barcode. Sedangkan di museum, sebanyak 20 benda koleksi sudah dilengkapi basode.

Barcode berfungsi untuk memberikan informasi tentang potensi wisata di Dataran Tinggi Dieng. Wisatawan dapat memanfaatkan aplikasi di ponsel melalui scanner atau pemindai untuk memindai Barcode QR yang tersedia di semua obyek wisata di Dieng.

"Niat awalnya itu untuk wisata eduksi. Jadi Karena, dari Jogja dari bogor, itu waktu itu memang ada wisata edukasi. Kuliah lapangan itu mengambil di candi, di vulkanologi. Kemudian timbul ide untuk sosialisasi lewat barcode itu," katanya.

Dengan aplikasi itu, wisatawan dengan mudah mendapatkan informasi sejarah candi-candi, cerita beberapa dewa Hindu atau arca koleksi museum Kailasa, legenda di Dieng, vulkanologi, geotermal, budaya dan paket wisata.

Pengembangan informasi melalui aplikasi barcode itu dilakukan seiring pengembangan Dieng akan menjadi destinasi wisata edukasi. Barcode akan memberikan informasi lebih luas kepada pengunjung. Harapannya, semakin luas informasi yang diberikan, Dieng akan lebih bermanfaat untuk dunia pendidikan.

"Jadi tiap candi ada informasi sejarah candinya, untuk wisata arkeloginya. Kemudian untuk vulkanologi akan kita kasih barcode juga," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Tanda-Tanda Munculnya Embun Es Dieng

Sementara ini pemasangan barcode memang baru dilakukan di sekitar kompleks candi arjuna. Tetapi, ke depan, seluruh destinasi wisata Dieng akan dipasang barcode. Itu termasuk sumur-sumur geothermal di pegunungan Dieng.

Aryadi mengatakan, pengunjung Dieng pada libur lebaran kebanyakan adalah keluarga yang berasal dari luar daerah. Wisatawan lokal ia sebut justru enggan berlibur di Dieng pada masa lebaran. Mereka khawatir terjebak macet panjang saat pengunjung Dieng membludak.

"Nanti semuanya akan dipasang barcode. Kita memasangnya secara bertahap," dia mengungkapkan.

Kunjungan wisata diperkirakan masih tinggi beberapa pekan ke depan. Pasalnya, sekolah masih libur. Sekolah di beberapa wilayah Jawa Tengah, mulai tingkat SD, SLTP hingga SLTA baru masuk pada pekan kedua Juli 2019.

Kembali soal embun es, Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara, Setyo Aji Prayoedhi menerangkan fenomena embun es nyaris muncul tiap tahun. Namun, BMKG sendiri tak bisa memperkirakan waktu tepat kapan embun es bakal muncul.

Hanya saja, sejumlah parameter bisa menjadi tanda munculnya embun es. Antara lain, suhu siang rata-rata yang turun kisaran 10-12 derajat Celcius. Bisa dipastikan, pada dinihari suhu akan turun lagi di kisaran lima derajat Celcius atau lebih rendah lagi.

Biasanya ini ditandai dengan langit cerah tanpa tutupan awan. Tanpa tutupan, panas permukaan tanah akan leluasa menguap dan menyebabkan suhu lebih rendah.

"Embun es akan di dekat permukaan tanah. Embun yang menempel di rumput atau tanaman kentang itu membeku," Setyo Aji menerangkan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini: