Sukses

Sisi Mistis di Balik Penemuan Tubuh Petani Siak dalam Perut Buaya

Kawannya, Mh, hanya menemukan celana, baju, dan kayu sedang diikat, Selasa malam, pukul 22.30 WIB. Diduga dimakan buaya muara yang kerap menampakkan diri di sana.

Pekanbaru - Potongan tubuh bagian kaki Wartoyo (37), warga Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak Sri Indrapura, Riau, ditemukan di dalam perut buaya muara sepanjang 5 meter, saat warga membelah tubuh binatang buas tersebut, Rabu, 20 Juni 2019.

Wartoyo dikabarkan hilang sehari sebelumnya saat merakit kayu untuk dibuat pondok-pondok di ladang, tak jauh dari kanal. Kawannya, Mh, hanya menemukan celana, baju, dan kayu sedang diikat, Selasa malam, pukul 22.30 WIB. Dia diduga dimakan buaya muara yang kerap menampakkan diri di sana.

Selang 24 jam kemudian, kecurigaan itu semakin kuat setelah ditemukan potongan tubuh manusia diduga bagian dari organ tubuh Wartoyo. Potongan tubuh itu ditemukan bersamaan ditangkapnya seekor buaya muara berukuran raksasa, Rabu malam ini.

"Alhamdulillah, mau Magrib, buaya sudah tertangkap. Sementara korban tubuhnya sudah hancur, sebagian di luar, dalam perut buaya tersebut juga masih ada," kata Camat Sungai Apit, Wahyudi, Rabu malam.

Ia mengatakan, buaya tersebut ditemukan tak jauh dari lokasi hilangnya korban. Buaya ditangkap setelah warga setempat melakukan pencarian panjang. Bahkan, dalam upaya pencarian itu mereka melibatkan "orang pintar".

Warga dan polisi menunjuk buaya muara pemangsa Wartoyo (37), warga Teluk Lanus, Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Hasilnya, seekor buaya ukuran besar dengan perut menggelembung ditangkap. Predator itu ditangkap tak jauh dari lokasi awal hilangnya korban.

"Saat mau masuk Magrib tadi ditangkap. Tubuh korban sudah hancur. Sebagian di luar (sungai), sebagian lagi dalam perut buaya," kata Wahyudi.

Di dalam perut buaya terlihat bagian tubuh berupa lutut hingga ujung kaki. "Iya perutnya dibelah, nanti sisa tubuh itu yang akan dikebumikan. Korban tubuhnya sudah hancur, sebagian di luar dan sebagian dalam perut buaya," Wahyudi menambahkan.

 

Baca berita menarik lainnya di Riauonline.co.id

 

2 dari 2 halaman

Pantang Larang Seberangi Sungai

Setidaknya, dua hingga tiga orang membelah perut buaya muara menggunakan parang. Setelah itu, tampak bagian tubuh dari lutut hingga ujung kaki dikeluarkan, lalu dimasukkan ke karung. 

Ia mengatakan proses pencarian melibatkan unsur kepolisian, Basarnas, dan seluruh lapisan masyarakat. Bahkan, pawang buaya dan orang pintar dari Lubuk Mudo, Sungai Pakning, Bengkalis, turut dilibatkan dalam proses pencariannya.

Ia mengimbau warga agar lebih berhati-hati dalam menyeberang sungai. Pihaknya juga melarang agar warga tidak bermain-main di sungai.

Wahyudi berharap, masyarakat jangan takabur serta menjaga sopan santun ketika berada maupun melintas sungai dan rawa di Sungai Lakar tersebut. Ia menuturkan, saat ini banyak pendatang baru di Teluk Lanus, sehingga mungkin ada pantangan yang dilanggar.

"Oleh karena itu, kami berpesan kepada masyarakat, terutama warga pendatang, agar memahami adat istiadat Kampung Teluk Lanus. Berkomunikasi dulu dengan penghulu ataupun sesepuh kampung," ujarnya.

Humas Basarnas Pekanbaru, Kukuh Widodo, dalam keterangannya mengatakan pihaknya menerima laporan korban terkaman biaya tersebut pada Rabu siang tadi.

Dalam laporannya, Ruslan Pengawas Kanal setempat mengatakan Wartoyo menghilang pada Selasa tadi malam sekitar pukul 22.30 WIB.

 

 

Simak video pilihan berikut ini: