Liputan6.com, Jember - Senima alias Bu Firman (40), warga Jalan Imam Bonjol Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Jawa Timur, harus bersusah payah saat keluar masuk rumah.
Setiap harinya, janda dengan satu anak ini harus melewati pagar tembok setinggi sekitar 2 meter jika ingin beraktivitas. Alhasil dia selalu menggunakan tangga yang disandarkan pada tembok untuk keluar masuk rumah.
"Tangga bambu ini, adalah satu-satunya akses masuk rumahnya. Sebab, akses jalan ke rumahnya tertutup pintu gerbang rumah tetangganya," tutur Senima kepada sejumlah wartawan, dengan mata berkaca-kaca, Selasa (25/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia menjelaskan, penutupan pintu gerbang ini, terjadi sebelum Ramadan 2019 kemarin. Tanpa ada sebab, pemilik rumah indekos depan, Ali Mustafa, menutup jalan menuju ke rumah Senima. Karena itu, dia terpaksa harus menumpang di rumah tetangganya.
Kisah pilu menimpa Senima setelah suaminya meninggal dunia, beberapa bulan lalu. Semasa mendiang suami masih hidup, bertetangga baik dengan Ali.
Namun sekitar bulan April 2019, suaminya meninggal dunia. Sejak itu, tetangga dekatnya ini, sempat merusak bagian rumahnya dan memintanya pergi dari rumah tersebut. Selain itu, Ali Mustafa mengunci pintu gerbang.
"Karena tidak dibuka, terpaksa jika saya butuh sesuatu harus dengan cara naik tangga dan melewati pagar," kata Senima, yang tak kuasa membendung tetesan air matanya melihat tembok tetangga.
Tetangga Iba
Bahkan, akibat konflik dengan tetangganya ini, menimbulkan tekanan batin kepada anaknya yang sudah menginjak kelas 2 SMP ini.
Selama beberapa bulan ini, anaknya sering menangis karena tidak bisa masuk ke rumahnya. Apalagi saat butuh keperluan sekolah yang masih ada di dalam rumahnya. Karena dia harus melewati pagar yang tingginya kurang lebih dua meter itu.
"Saat ini kami, terpaksa menumpang di rumah majikan, sekaligus tetangga, tempat saya kerja sebagai pembantu rumah tangga. Anak saya saat ini, masih sakit," ucap Senima.
Hal senada disampaikan tetangganya, Lifa. Dia mengaku iba dengan nasib Senima alias Bu Firman, karena sudah lebih satu bulan tidak pernah masuk ke rumah itu.
Dia berada di rumah juragan atau tempatnya bekerja, sejak pintu gerbang dikunci. "Saya kurang tahu masalahnya. Kalau dulu dibuka, barusan saja ditutup. Kalau di dalam ada kos-kosan milik Pak Ali, tetapi kosan sekarang ditutup tidak ada orangnya, dan juga tidak ada izin RT/RW-nya," jelas Bu Lifa.
"Dulu tempat kos tersebut, garasi dan diakui juga sama Pak Ali. Sebetulnya, itu punya Bu Firman juga. Dulu suaminya kerja di pasar," imbuhnya.
Sedang pemilik rumah kos, Ali Mustofa saat ditemui sejumlah wartawan di rumahnya, enggan diwawancarai. Dia hanya menyampaikan jika rumah yang ditempati Senima alias Bu Firman ialah miliknya.
"Senima di situ hanya menumpang," kata Ali. Dia mengklaim sebagai pemilik sahnya. Dia memiliki bukti sertifikat atas lahan dan bangunan tersebut.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement