Sukses

Galau? Coba Alat Temuan Mahasiswa Undip Ini

Galau sebagai salah satu manifestasi stress terus meningkat. Tiga mahasiswa Undip lintas Fakultas ini menawarkan therapi dengan temuannya.

Liputan6.com, Semarang - Riset berbagai lembaga menunjukkan peningkatan kecemasan dalam masyarakat. Berpijak dari riset itu tiga mahasiswa Undip Semarang lintas Fakultas mencoba menciptakan sebuah alat bantu penurun kecemasan.

Memanfaatkan musik terapi dan aromaterapi yang biasa digunakan sebagai alat bantu terapi. Tiga mahasiswa Undip Semarang dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik, masing-masing Haura Labibah Salsabil Sulaksono (Keperawatan), Salsabila Nur Istigfari (keperawatan), dan Abel Kristanto Widodo (Teknik Industri) mencoba memadukan dua alat bantu terapi itu.

Menurut Abel Kristanto Widodo, gangguan kesehatan mental emosional pada dasarnya adalah pola psikologis dengan gejala stress, reaksi maladaptif terhadap stress, dan kecenderungan individu terhadap kecemasan.

"Berdasarkan data riset tahun 2018, prevalensi gangguan kesehatan mental emosional di Indonesia meningkat dari 6,0% menjadi 9,8 %," kata Abel kepada Liputan6.com, Rabu (26/6/2019).

Dari titik itulah gabungan terapi musik dan aromaterapi memiliki efek yang lebih kuat dalam mengurangi kecemasan. Terapi musik merupakan salah satu teknik non-farmakologis, sebagai terapi integratif yang positif untuk mengurangi kecemasan.

"Aromaterapi dapat menurunkan tingkat kecemasan dan depresi pada wanita melahirkan dengan resiko tinggi," kata Salsabila Nur Istighfari.

Alat itu kemudian diberi nama PENGMAS alias Pengusir Kecemasan. Berisi electric diffuser dan kombinasi musik alami. Tak asal berujicoba, tiga mahasiswa ini dibimbing oleh Madya Sulisno, M. Kes, dosen keperawatan UNDIP.

"Bahkan dalam kotak yang digunakan mengemas, kami juga sertakan kalimat-kalimat untuk memotivasi bahwa hidup itu membahagiakan," kata Haura Labibah Salsabil Sulaksono.

Tiga mahasiswa Undip Semarang sang pejuang kesehatan jiwa itu berharap temuan mereka menjadikan prevalensi gangguan kesehatan mental emosional dapat ditekan. Tak hanya bagi individu, namun galau dan kecemasan kolektif bisa pula memanfaatkan temuan mereka. (erlinda puspita wardani - kontributor liputan6.com semarang)

Simak video pilihan berikut: