Sukses

Pengakuan Mengejutkan Dalang Kerusuhan Rutan Lhoksukon

Safrial Saputra (45), narapidana yang disebut-sebut sebagai otak kerusuhan Rutan Lhoksukon membeberkan pengakuan mengejutkan.

Liputan6.com, Aceh - Safrial Saputra (45), narapidana yang disebut-sebut sebagai otak kerusuhan Rutan Lhoksukon membeberkan pengakuan mengejutkan. Ia nekat mendobrak pintu sel karena ingin menusuk mata seorang narapidana perempuan di rutan tersebut.

Narapidana yang menjadi incarannya adalah Marliah (31). Kekasih juga tandem Safrial dalam skenario pembunuhan yang menghilangkan nyawa M. Amin (73), warga Dusun Alue Mudek, Desa Teupin Reusep, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, juga suami sah Marliah.

Perempuan itulah yang menyuruh Safrial menghabisi nyawa suaminya sendiri agar keduanya bisa menikah. Amin pun tewas usai dipukul dengan balok kayu oleh Safrial pada Juli tahun lalu.

Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga, skenario keduanya pun terbongkar. Walhasil, Safrizal dijatuhi vonis pidana penjara seumur hidup, sementara Marliah 15 tahun penjara.

Keduanya dijebloskan ke rutan yang sama. Belakangan, Safrial merasa cinta kekasihnya itu mulai memudar, bahkan mencuci pakaiannya saja sudah tidak sudi.

Ia ingin menusuk mata Marliah dengan sikat gigi yang telah diruncingkan. Untuk menjalankan niat jahatnya, Safrial berusaha menemui Marliah yang menghuni sel khusus wanita.

"Mau kucolok matanya, karena sakit hati. Karena sudah tidak seperti perjanjian awal waktu kita (Safrizal dan Marliah) membunuh suami Marliah. Karena sampai ke LP sudah berubah semua. Dia tidak mau sama saya lagi, cuma jadi korban saja sama dia," kata Kasat Reskrim Polres Aceh Utara, Iptu Rezki Kholiddiansyah kepada Liputan6.com, Rabu malam (26/6/2019), mengulang pengakuan Safrial. 

Safrial pun nekat mendobrak pintu sel dan memprovokasi rekan-rekannya untuk melarikan diri. Di tengah kerusuhan Rutan Lhoksukon, ia mengambil kesempatan menuju sel di mana kekasihnya berada, namun sipir sudah lebih dulu mengantisipasi dengan mengunci sel perempuan.

"Tapi karena pintu sel perempuan cepat ditutup, jadi saya tidak ikutin ke situ lagi. Kulihat teman-teman lari, aku pun kesempatan untuk lari," lanjut Rezki.

Kerusuhan yang didalangi Safrial menyebabkan 73 narapidana serta tahanan melarikan diri dari Rutan Lhoksukon pada Minggu, 16 Juni 2019 silam. Namun 29 di antaranya berhasil ditangkap, termasuk Safrial yang ditangkap sehari usai kerusuhan, sementara satu orang dinyatakan tewas karena tenggelam di sungai.

Menurut pengakuan Rezki, selain Safrial, sebagai 'induk bala', ada tiga tahanan lain yang berandil besar dalam kerusuhan tersebut. Ketiganya yakni Nanda Saryulis, Bima Saputra, dan Rahmat Irmawan. Masing-masing merupakan tahanan perkara penggelapan, penganiayaan, dan narkoba.

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini: