Liputan6.com, Jayapura - Pencarian helikopter MI-17 dengan Nomor Registrasi HA-5138, pada hari kedua, Minggu (30/6/2019) melibatkan 3 helikopter dan 2 pesawat.
Tiga helikopter yakni dua heli jenis bell 412 milik TNI yang diterbangkan dari Timika ke Oksibil, lalu satu helikopter MD 500 milik PT Palapa dengan rute Wamena-Oksibil.
Sedangkan, dua pesawat yakni jenis CN235 milik TNI yang diterbangkan dengan membawa perbantuan personel dan logistik dari Jayapura ke Osibil dan satu pesawat Demonim Air diterbangkan dari Jayapura ke Oksibil.
Advertisement
Juru bicara SAR Jayapura, Yadi menyebutkan cuaca hari ini cerah walau berawan di lokasi pencarian dengan jarak pandang 10 kilometer.
Baca Juga
"Tim darat yang melakukan perjalan sejak Jumat, 28 Juni 2019 malam, sedang menuju ke Kampung Oksop," kata Yadi, Minggu (30/6/2019).
Sementara itu, Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi menyebutkan operasi pencarian helikopter MI-17 tim jalur darat melibatkan satu SSK personel SAR gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Polres Pegunungan Bintang, Basarnas Provinsi Papua, dan sukarelawan dari masyarakat. Selain itu, juga dikerahkan unsur satuan kewilayahan guna mencari informasi melalui masyarakat.
"Kendala utama yang dihadapi dalam upaya pencarian ini khususnya untuk jalur udara adalah faktor cuaca, sepanjang hari di wilayah Oksibil tertutup kabut tebal dengan visibility yang sangat rendah hanya berkisar antara 10 hingga 50 meter, tentunya sangat membahayakan penerbangan," ujar Aidi.
Sedangkan kendala lewat jalur darat adalah medan geografis yang sangat berat, kontur medan pegunungan dan jurang terjal dan tertutup dengan hutan lebat, sementara infrastruktur sangat terbatas.
"Sebagian besar antara satu daerah dengan daerah yang lain tidak terhubung dengan ruas jalan kendaraan darat. Sehingga hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki melalui jalan setapak atau menerobos hutan belantara. Sebagian besar hutan di Pegunungan Bintang tanpa sinyal telekomunikasi," ujarnya.
Kodam Cenderawasih meminta semua pihak yang mendapatkan keterangan tentang kedudukan helikopter MI-17 atau ada warga yang melihat, mendengar indikasi kedudukan helikopter dapat menghubungi posko TNI di Koramil Oksibil atau di Base Ops Silas Papare Sentani Jayapura, atau dapat menghubungi nomor 08129625704
"Kami mengimbau juga agar warga menghindari informasi menyesatkan di media sosial yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.
Simak video menarik berikut ini:
Musim Pancaroba
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura menyebutkan saat ini bertepatan dengan musim pancaroba, sehingga awan cumulonimbus akan muncul secara tiba-tiba.
Kepala BMKG wilayah V Jayapura, Petrus Demon Silli menyebutkan bulan Juni-Juli cuacanya akan cepat berubah dan sangat terpengaruh dengan topografi suatu wilayah.
"Letak geografis Pulau Papua berdekatan dengan Samudera Pasifik menjadi pemicu utama terciptanya awan cumulonimbus. Khusus di Pegunungan Papua, perubahan cuaca bisa terjadi sangat cepat terutama saat siang hari. kami mengimbau pencarian helikopter MI-17 dilakukan pada pagi hari," ujarnya.
Petrus menambahkan awan cumulonimbus merupakan awan vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya.
"Awan cumulonimbus memiliki elemen yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan sehingga dianggap sangat berbahaya," ucapnya.
Sebelumnya pada Jumat (28/6/2019) helikopter milik Penerbad AD jenis MI-17V5 dengan callsign HA5138 yang dilaporkan hilang kontak sekitar pukul 11.45 WIT di wilayah Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Papua hingga saat ini belum ditemukan titik terang keberadaannya.
Pesawat yang membawa 12 personel TNI yani 7 orang crew helikopter MI-17 dan 5 orang lainnya adalah anggota Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 725/WRG.
Advertisement