Sukses

Ratusan Hektare Lahan di Garut - Tasik Mulai Terdampak Kekeringan

Akibat kekeringan yang sudah berlangusung dua bulan terakhir, tercatat ratusan lahan pertanian warga di Garut dan Tasikmalaya mulai alami kekeringan.

Liputan6.com, Garut - Musim kemarau yang mulai berlangsung dalam dua bulan terakhir, sudah mulai menunjukan dampak signifikan bagi warga Garut, Jawa Barat saat ini. Ratusan hektar lahan warga mulai mengalami kekeringan, beberapa diantaranya mulai gagal panen.

Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Pertanian Pemkab Garut, Deni Herdiana mengatakan Peralihan musim dari hujan ke kemarau tahun ini dinilai mengalami mengalami percepatan.

“Jika sebelumnya peralihan ke musim kemarau terjadi pada Juni, namun saat ini awal Mei 2019 sudah berlangsung kemarau,” ujarnya, Senin (1/7/2019).

Akibatnya tidak bisa dipungkiri, gejala kekeringan sudah mulai terlihat dibeberapa wulayah Garut bagian utara dan selatan, terutama di daerah tadah hujan dengan pasokan air tanah yang minim.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari lapangan saat musim kemarau saat ini, lahan sawah yang mengalami kekeringan ringan seluas 470 hektar, kekeringan sedang 214 hektar, berat 153 hektar. “Sedangkan untuk puso atau gagal panen seluas 5 hektar,” ujarnya.

Beberapa daerah yang mengalami kekeringan parah sebagian besar di wilayah Garut Selatan seperti Kecamatan Bungbulang, Cileket, Pameupeuk, sedangkan wilayah Garut utara  terjadi di kecamatan Cibatu, Cibiuk dan Leuwigoong.

“Kami terus melakukan pendataan ke sejumlah daerah yang mengalamin kekeringan,” kata dia.

Selain itu, lembaganya melakukan pencarian sumber mata air baru, bagi daerah yang masih memiliki sumber mata air kami. “Kami akan melakukan program pompanisasi dan menurunkan brigade yang siap membantu masyarakat,” ujarnya.

 

 

2 dari 3 halaman

Warga Mulai Membeli Air Bersih

Musim kemarau yang sudah berlangsung dua bulan terakhir, menyebabkan ratusan warga Dusun Ciriri dan Dusun Neglasari, Desa Cijulang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, mulai membeli air bersih.

Minimnya pasokan air, menyebabkan mereka kesulitan mendapatkan air bersih. “Paling kita ambil ke sungai, itu juga kotor. Kalau buat masak pasti beli,” ujar Yeni Mulyani (43), salah satu warga Dusun Ciriri.

Menurutnya, kesulitan air bersih mulai dirasakan warga sejak awal bulan Ramadhan. Mereka rela turun ke sungai yang berada di wilayahnya dengan jarak hingga 500 meter. “Kadang warga membeli air, dengan harga Rp 50 ribu per 500 liter,” ujar dia.

Kekeringan di Dusun Ciriri memang selalu dirasakan hampir setiap tahun, sehingga ia bersama warga lainnya berharap segera ada solusi dari pemerintah daerah Tasikmalaya.

“Kalau di sana masih ada air. Itu hanya buat mandi,” ujar Min Mintarsih (47), warga lainnya menambahkan.

Kepala Desa Cijulang, Kecamatan Cineam, Anwar Sanusi mengatakan, kekeringan di wilayah itu memang sudan terjadi lama, letaknya yang berada di perbukitan, menyebabkan pasikan air cukup minim.

“Tahun kemarin parah, sekarang masih lebih baik, air juga sudah mulai didistribusi,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, saat musim kemarau berlangsung saat ini, setidaknya 300 kepala keluarga (KK) mulai terdampak kekeringan. “Kalau untuk ke atas sini, harus pakai pipa yang gede, tahun ini kita sedang coba untuk meningkatkan itu," kata dia.

 

 

3 dari 3 halaman

Siapkan Water Canon

Untuk menjawab kebutuhan air warga, Polres Tasikmalaya Kota mulai menerjunkan kendaraan taktis penyemprot air (water canon) berisi 6.000 liter air bersih, ke wilayah Dusun Ciriri dan Dusun Neglasari, Desa Cijulang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya.

Kepala Satuan (Kasat) Sabhara AKP Yudiyono mengatakan, penyaluran water canon diharapkan mampu mendistribusikan pasokan air bersih kepada warga yang membutuhkan, teritama di daerah yang sudah mengalami kekeringan.  “Tahun ini pertama diturunkan water canon untuk membantu kekeringan,” ujar dia.

Selama musim kemarau berlangsung, lembaganya ujar dia siap memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan. “Tinggal lapor, kami dari siap mengerahkan kendaraan untuk membantu menyaljrkan air bersih,” ujarnya.

Camat Cineam Ari Fitriadi menambahkan, selama musim kemarau berlangsung ada beberapa daerah yang mulai kesulitan mendapatkan air bersih, sebut saja Desa Ancol, Desa Ciampanan, Cijulang, dan sebagian Pasirmukti.

Letaknya yang berada di atas perbukitan, menyebabkan pasokan persediaan air bersih cukup minim. “Beberapa titik itu menjadi prioritas, khususnya yang lokasinya tinggi dan jauh,” kata dia.

Namun meskipun demikian, pembangunan sumur resapan warga bukanlah perkara mudah akibat mahalnya biaya yang harus dikeluarkan warga. “Saya harapkan segera ada solusi kongkrit, sehingga pasokan air warga terpenuhi,” pinta dia.