Sukses

Kesunyian Dusun Terpencil di Bone Bolango, Hidup Terisolasi Tanpa Listrik dan Gawai

Bagi warga dusun terpencil, Dusun Waolo, tidak penting internet dan gawai, yang mereka butuhkan hanyalah akses jalan dan listrik.

Liputan6.com, Gorontalo - Penggunaan gawai atau gadget sepertinya sudah menjadi kebutuhan sebagian besar orang saat ini, baik itu untuk saling menghubungi sanak keluarga, maupun berbagi informasi, hingga berbisnis.

Namun, lain halnya dengan masyarakat di dusun terpencil, Dusun Waolo, Desa Molotabu, Kecamatan Kabila Bone, Bone Bolango (Bonebol), Gorontalo. Bagi mereka, gawai mungkin merupakan hal yang baru. Pasalnya, jangankan gawai, listrik pun belum mengalir di dusun tersebut.

Memang dusun terpencil ini bisa dikatakan terisolasi. Untuk mendatangi permukiman warga, harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 8 kilometer atau sekitar 3 jam. Hal ini karena, kendaraan tidak bisa melewati wilayah ini.

Tak hanya itu, untuk datang ke tempat tesebut, selain jaraknya yang cukup jauh, medan yang dilewati cukup ekstrem dan berbahaya. Tebing yang tinggi, lembah curam, dan berlumpur, serta hutan belantara menjadi tantangan tersendiri bagi bagi pengunjung yang pertama kali menapaki dusun ini. 

Namun bagi masyarakat di dusun terpencil itu, baik anak kecil hingga orang tua, perjalanan jauh dengan berjalan kaki ini merupakan "makanan" setiap hari. Sebab, masyarakat Dusun Waolo yang sebagian besar merupakan petani itu, setiap hari harus turun untuk menjual hasil kebun mereka ke pasar. Sebaliknya, mereka juga harus mengangkut kebutuhan pokok mereka untuk dibawa ke rumah.

"Kami nikmati sejak lama, jadi bagi kami sudah hal yang biasa, bahkan meskipun dengan keadaan seperti ini kami sudah mampu membesarkan anak-anak kami," tutur Wawan, salah seorang warga Dusun Waolo, kepada Liputan6.com.

 

2 dari 2 halaman

Tanggapan Bupati Bone Bolango

Mereka pun mengaku tidak mengenal istilah internet dan gawai yang saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat luas. "Jangankan Hp dan internet, di sini kami belum menikmati listrik sama sekali, bahkan saat malam tiba kami hanya mengunakan lampu tradisional yakni padamala atau lampu minyak," ujarnya.

Mereka berharap pemerintah Kabupaten Bone Bolango bisa memperhatikan kehidupan warga dusun itu. Bagi mereka tidak penting internet dan gawai, yang mereka butuhkan hanyalah akses jalan dan listrik.

"Yang kami sangat butuhkan itu akses jalan dan juga aliran listrik, itu saya kira yang utama. Dan itu harapan kami ke pemerintah daerah," dia meminta.

Sementara itu, Bupati Bone Bolango Hamim Pou saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa tahun ini ia akan bangun akses jalan tempat tersebut sehingga hasil bumi bisa terjual dengan baik.

"Itulah sebabnya tahun ini kita mau buka jalan Kabila Bone tembus Suwawa Selatan agar supaya potensi di sana bisa dijual dan meningkatkan pendapatan warga, karena saya tahu di sana banyak hasil bumi seperti cabai, kapuk, kacang tanah," ujar Bupati.

Ia menambahkan, rencananya Dusun Waolo akan dijadikan satu desa dan akan ditinjau kembali apakah memenuhi syarat atau tidak.

"Jika memenuhi syarat, bisa dijadikan satu desa. Saya sarankan dana desa diarahkan ke sana. Dua tahun terakhir ini sedikit demi sedikit kami juga mulai membuka jalan menuju Dusun Waolo itu," Hamim menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini: