Sukses

Pedagang Pakaian Jadi Calon Jemaah Haji Tertua dari Kota Malang

Calon jemaah haji tertua dari Kota Malang ini punya resep untuk menjaga stamina agar ibadah haji bisa berjalan lancar

Liputan6.com, Malang - Hampir satu bulan ini Haki, warga Jodipan Wetan I / 5 Kota Malang, libur berdagang pakaian dan jaket. Ia memilih menerima penuh untuk mempersiapkan diri berangkat haji 2019 ini. Ia adalah calon jemaah haji tertua dari kota ini.

Selama tidak berjualan, Haki tidak hanya berdiam diri di rumah. Berjalan - jalan keliling kampung jadi aktivitas tambahan. Agar stamina tetap terjaga dan beribadah di tanah suci bisa berjalan lancar namun ia tetap sebagai calon jemaah haji diambil dari Kota Malang.

“Alhamdulillah sangat sehat. Mohon doanya agar selama di tanah suci semua lancar, ”kata Haki di Malang, Jumat, 5 Juli 2019.

[bacajuga: Baca Juga] (3998245 3603133 3949515)

Lelaki lahir 1927 ini sejak muda sudah berjualan pakaian dan jaket di pasar hewan Nongkojajar, Pasuruan dan Kesamben, Blitar, dan lainnya. Datang berdasar hari berdasar pasar buka. Ia berangkat dari Malang naik bus menuju kedua pasar itu.

Selain menghidupi 10 anak, sebagian keuntungan dagangan disisihkan. Ditabung di rumah demi bisa berhaji. Setelah berumur tahun, anak-anak - dewasa sudah matang usaha kerasnya membuahkan hasil. Bisa mendaftar pada 2014 dibuka bersama Satuni, 70 tahun.

Saat mendaftar, ia dan undangan belum tahu kapan pun akan berangkat menunaikan rukun islam pergi. Namun pada tahun lalu, Kementerian Agama Kota Malang memberitahunya untuk menerima dokumen persyaratan agar bisa berangkat pada 2019.

"Semua teman di pasar saya mengucapkan terima kasih, saya liburan berjualan karena mau pergi haji tahun ini," tutur kakek 92 tahun ini dengan gembira.

Haki pun segera melunasi kekurangan ongkos haji. Ia berangkat lebih cepat melalui jalur jemaah haji lanjut usia, segera jadi jemaah calon jemaah haji tertua dari Kota Malang. Ia punya rencana, sepulang dari tanah suci akan berhenti berjualan.

2 dari 3 halaman

Menjaga Stamina

Pria yang telah dikaruniai 24 cucu dan 2 cicit ini tidak pernah memiliki masalah kesehatan berarti. Ia punya resep kesehatan. Sedari muda rutin mengkonsumsi telur dan madu. Khusus selama hari terakhir ini ditambah asupan vitamin.

"Bapak tidak pernah sakit, sejak muda jika ke mana - mana lebih suka jalan kaki," kata Abdullah Sofa, putra ke-6 Haki.

Sedangkan ibunya, Satuni beberapa waktu lalu sempat mendapat serangan jantung, namun sudah semakin sehat. Sang ibu punya kegiatan tambahan jelang berangkat ke tanah suci Makkah. Yaitu berjalan kaki di Alun – alun Malang sebagai olahraga ringan.

Menunaikan perjalanan ibadah ke tanah suci jadi yang pertama kali bagi kedua pasangan suami istri ini. Keduanya berdoa semua berjalan lancar, diterima ibadahnya serta berharap bisa kembali pergi haji lagi di lain waktu.

“Bapak itu sejak muda sudah ingin naik haji, baru bisa tahun ini. Sekarang juga semakin menambah baca – baca doa,” ucap Sofa.

Seluruh keluarga besar bersuka cita dengan keberangkatan kedua orang tua mereka. Tiga anak Haki yang tinggal di Jakarta sudah pulang ke Malang. Bersiap mengantar. Haki dan Satuni berangkat melalui kloter 16 dembarkasi Juanda, Surabaya.

3 dari 3 halaman

Belasan Haji Lansia

Berdasarkan data Kementerian Agama Kota Malang, ada 18 calon jemaah haji lanjut usia pada 2019 ini. Yaitu mereka yang berusia minimal 75 tahun. Haki adalah satu dari belasan calon jemaah haji tersebut.

Kepala Seksi Haji Kementerian Agama Kota Malang, Amsiono mengatakan, selain usia ada syarat lain pengajuan jemaah haji lansia agar bisa diberangkatkan lebih cepat. Yaitu mendaftar sejak 3 tahun sebelumnya.

“Selain batas usia minimal, juga harus ada pendampingnya juga berstatus jemaah haji,” tutur Amsiono.

Haki diterima jemaah haji pria diambil, diundang 92 tahun. Sementara jemaah haji mengundang perempuan adalah Muniyah, 91 tahun warga Muharto, Kota Malang. Untuk jemaah pria dan wanita termuda adalah Miftahul Roziqin, 20 tahun dan Azka Khoirunnisa, 18 tahun.

Mereka bagian dari 1.258 calon jemaah haji yang berangkat melalui Kota Malang. Terbagi dalam kloter 15, 16 dan 17 dan tiba berangkat dari Kota Malang menuju dembakarkasi Surabaya pada 11 Juli mendatang.

Pemerintah Kota Malang meminta transportasi menuju para calon jemaah haji menuju Surabaya. Anggaran transportasi tersebut sudah dialokasikan dalam APBD Kota Malang 2019.