Liputan6.com, Purwokerto - Bagi sebagian orang, bekicot barangkali adalah hewan menjijikkan. Molusca ini ini menyukai tempat lembap dan kerap meninggalkan kotoran dari jejak lendir maupun fesesnya.
Bekicot juga merupaka musuh petani. Sebab, hewan bernama latin Achatina fulica ini adalah salah satu hama yang kerap mengganggu tanaman. Hewan ini merambat dan menggerogoti pucuk-pucuk tanaman.
Makanya, tak aneh jika kemudian hewan ini layaknya musuh bagi semua orang. Bekicot dibuang, dan terkadang langsung dimusnahkan.
Advertisement
Baca Juga
Tetapi, siapa sangka, bekicot ternyata memiliki kandungan zat yang berguna untuk mencegah karies gigi. Adalah Nofita Fitri Kurniasih, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang berupaya memanfaatkan lendir bekicot agar lebih berguna.
Bersama kedua temannya, Rahma Fauzia Madaningrum dan Nurvidian Khasanah mereka bergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) Fakultas Farmasi UMP. Tiga mahasiswi ini membuat terobosan baru pencegahan karies gigi.
Mereka lantas mengubah lendir bekicot menjadi pasta gigi yang lantas diberi nama unik, “Gelecot Toothpaste”. Pasta gigi dari gel bekicot. Kira-kira artinya seperti itu.
Nofita menjelaskan, karies gigi disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Sementara, bakteri ini dapat dihambat pertumbuhannya dengan protein Achasin yang dapat menjadi reseptor pengikat protein (enzim) bakteri yang terdapat dalam lendir bekicot.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tinjauan Agama Soal Pemanfaatan Bekicot
“Sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans penyebab karies gigi,” katanya, dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki prevalensi tinggi terhadap karies gigi, baik pada usia anak-anak ataupun usia dewasa. Karenanya, inovasi dengan bekicot itu akan sangat bermanfaat.
Apalagi, bekicot banyak ditemukan di lingkungan sekitar, mulai dari perumahan hingga perkebunan. Keberadaannya pun tak dikehendaki.
“Hewan ini sering dibuang oleh masyarakat, karena dianggap mengganggu dan menyerang tanaman. Oleh karena itu kami memanfaatkan hama tanaman ini sebagai bahan penelitian kami,” ucapnya.
Dibimbing oleh Erza Genatrika, Dosen Fakultas Farmasi UMP, tim PKM-PE Fakultas Farmasi UMP kemudian berinisiatif untuk membuat pasta gigi gel dari lendir bekicot yang diklaim sebagai terobosan baru pencegahan karies gigi.
“Saya berharap dengan adanya produk pasta gigi gel ini, dapat memberi manfaat serta mampu mengurangi permasalahan penyakit karies gigi di Indonesia,” ucap Erza.
Soal boleh dan tidaknya bekicot digunakan sebagai bahan pasta gigi, Dosen Fakultas Agama Islam UMP, Drs Wage M.Ag mengatakan, terobosan baru ini memiliki keunggulan yaitu mengubah dari hewan yang tadinya hama tanaman menjadi sesuatu yang bermanfaat. Bekicot yang menjijikan juga dibuah sedemikian rupa sehingga tak lagi nampak menjijikkan.
“Bekicot dimanfaatkan untuk kosmetik yaitu pasta gigi diperbolehkan oleh MUI. Karena unsur illat (alasan) menjijikannya sudah tidak ada,” Wage menegaskan.
Advertisement