Liputan6.com, Garut - Selain domba yang sejak lama menjadi kebanggaan masyarakat, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ternyata memiliki potensi lain yakni anjing. Saat ini, Garut tercatat sebagai penyumbang anjing terbesar kedua di Jawa Barat, setelah Sumedang, untuk kiriman ke wilayah Sumatera.
“Ada sekitar tiga ribu yang kita kirim ke Sumatera,” ujar Bupati Garut Rudy Gunawan, usai pembagian vaksin rabies gratis Badan Karantina Kementerian Pertanian di Garut, Kamis (11/7/2019).
Menurutnya, potensi anjing di Kabupaten Garut terbilang besar. Data Dinas Peternakan Provinsi Jabar mencatat, ada sekitar 18 ribu ekor lebih anjing yang berkeliaran di tengah pemukiman penduduk kota Intan.
Advertisement
Baca Juga
“Saya kaget juga ternyata jumlahnya yang nyeberang itu ada sekitar tiga ribuan, tidak tahu berapa nilainya,” ujarnya.
Untuk itu karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, dibutuhan upaya untuk menghasilkan anjing sehat, bebas dari ancaman penyakit rabies. “Makanya kita dan Pak Gubernur akan membantu 2.500 vaksin,” kata dia.
Tahun lalu total anjing yang dikirim dari Provinsi Jawa Barat ke Sumatera mencapai 28.286 ekor. “Sekitar 3920 ekor anjing di antaranya berasal dari Garut,” kata dia.
Penjualan anjing ke wilayah Sumatera terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Hal itu menjadi lahan bisnis warga yang cukup menggiurkan.
“Bayangkan kalau satu ekornya Rp 1 juta dikali tiga ribu ekor sudah Rp 3 miliar,” kata dia.
Untuk mengimbangi meningkatnya volume penjualan anjing ke wilayah Sumatera, lembaganya berupaya memberikan vaksi agar anjing yang dikirim bebas penyakit rabies. “Makanya kita berikan perlindungan bagi masyarakatnya,” kata dia.
Tahun ini ada sekitar 2.000 vaksin rabies yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat, sementara tahun depan angkanya bertambah menjadi 2.500 vaksi rabies. “Sehingga setelah divaksin tidak ada lagi hewan rabies,” ujar dia.
HPR Jabar Tertinggi
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil menyatakan, dalam catatan Badan Karantina Kementerian Pertanian mencatat, Jawa Barat sebagai salah satu provinsi penyumbang komoditas hewan pembawa rabies (HPR) terbesar di Indonesia, salah satunya anjing.
“Ternyata di sini penghasil HPR, sementara di provinsi lain pengguna,” kata dia.
Saat ini puluhan ribu anjing yang dikirim ke wilayah Sumatera biasananya digunakan sebagai hewan pemburu babi hutan, yang kerap mengganggu lahan pertanian warga.
Dari data itu, diketahui jika Garut termasuk penyuplai kedua terbesar anjing ke Sumatera setelah kabupaten Sumedang. “Makanya kita kawal dari awal dengan vaksinasi 2.000 vaksin dari Kementerian Pertanian,” kata dia.
Ia berharap, dengan adanya program vaksinasi rabies gratis, lebih banyak lagi masyarakat melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaannya. “Bawa saja ke sini, lapor ke karantina atau ke dinas, tolong divaksin,” kata dia.
Selain membantu lahan warga, anjing yang dikirim ke wilayah Sumatera ujar dia, mampu menumbuhkan perdagangan volume perdagangan daging babi untuk tujuan ekspor. “Daging celengnya sudah diekspor ke Vietnam, lewat pintu Sumatera Selatan,” papar dia.
Advertisement
2024 Garut Bebas Rabies
Seiring pembagian vaksin rabies yang mencapai 2500 per tahun, Pemerintah Garut menargetkan bebas rabies mulai 2024 mendatang. “Mungkin kita akan lebih cepat, apalagi dengan adanya pemberian vaksin ini,” ujar Bupati Garut Rudy Gunawan.
Dengan adanya program vaksin dari pemerintah, lembaganya ujar Rudy, berharap seluruh hewan pembawa rabies khususnya anjing, bisa lebih terjaga. “Potensi ekonominya sangat bagus,” kata dia.
Ia mencontohkan, salah satu anjing lokal hasil persilangan dengan pejantan dari luar, mampu menembus harga hingga Rp 8 juta. “Kalau pelatihannya sangat bagus harganya bisa Rp 50 juta di Sumatera,” kata dia.
Kepala Balai Karantina Ali Jamil menambahkan, seiring tingginya permintaan terhadap komoditas HPR khususnya anjing dari Jawa Barat, lembaganya terus melakukan vaksinasi rabies ke tiap wilayah di Jabar. “Anjing ini pembawa rabies maka kita kawal dari awal, kita lakukan vaksinasi,” kata dia.
Menurutnya, pemberian vaksin hingga 2.000 masih jauh dari cukup, namun meskipun demikian ia berharap adanya upaya itu, mampu menyadarkan masyarakat untuk memvaksi hewan peliharannya. “Rabies itu tergolong zoonosis bisa membunuh manusia bisa mematikan,” kata dia mengingatkan.
Untuk itu, bagi masyarakat yang akan melakukan vaksinasi hewan, cukup datang ke kantor dinas atau karantina untuk selanjutnya mendapatkan pelayanan vaksin secara gratis. “Saya harap masyarakat aktif, jangan senang jika anjingnya menjadi penyebab kematian orang lain,” ujar dia mengingatkan.