Liputan6.com, Aceh - Kebakaran hutan dan lahan melanda Provinsi Aceh selama satu pekan terakhir. Total lahan yang terbakar mencapai 121,04 hektare yang tersebar di 25 kecamatan dari 12 kabupaten/kota provinsi tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut, kebakaran lahan paling banyak terjadi di Kabupaten Aceh Barat, yakni mencapai 45 hektare, disusul Kabupaten Nagan Raya 37,5 hektare.
Baca Juga
Kondisi karhutla di 12 kabupaten tersebut baru 90 persen padam. Sementara itu, di Kabupaten Aceh Barat, api masih belum padam. Petugas masih berjibaku memadamkan api agar tidak menjalar mendekati permukiman.
Advertisement
"Cakupan wilayah terus bertambah dan mendekati permukiman warga," kata Kepala BPBA, Ahmad Dadek, Kamis malam (12/7/2019).
Karhutla kali ini termasuk yang terparah, sejak memasuki medio 2019. Di beberapa lokasi, kabut sempat merambah ke jalan, sehingga para pelintas terpaksa memakai masker.
Menurut Dadek, dari banyak kasus, diketahui bahwa karhutla terjadi akibat kesalahan manusia alias human error. Ada yang membuka perkebunan dengan cara membakar bukan membabat.
"Membakar lahan dan hutan dapat dihukum 3 sampai 10 tahun penjara. Jika terbukti di pengadilan," sebut Dadek.
Dadek berharap aparatur desa ikut andil dalam memantau gelagat pelaku yang mencoba membuka lahan perkebunan dengan jalan membakar. Tindak pencegahan harus menjadi prioritas, kata dia.
Dadek menjelaskan, kebakaran hutan dan lahan menduduki peringkat ketiga bencana paling banyak pada Juni 2019. Setidaknya ada 20 peristiwa karhutla per 30 Juni 2019, namun angka ini dipastikan bertambah dengan peristiwa karhutla pada Juli ini.Â
Selain Aceh Barat dan Nagan Raya, berikut kabupaten lain dan luas lahan yang terbakar: Kabupaten Aceh Besar sekitar 20 hektare, Aceh Singkil sekitar 4 hektare, Aceh Selatan sekitar 3,5 hektare, Abdya 3 hektare, Aceh Jaya 2 hektare, Kota Banda Aceh 2 hektare, Kota Sabang 2 hektare, Aceh Tengah 1 hektare, Gayo Lues 1 hektare, dan Bener Meriah seperempat hektare.
Â