Liputan6.com, Jambi - Prabu Aditya (25) dan seorang rekannya yang menjadi juru rawat di Taman Anggrek Sri Soedewi, Kota Jambi, sedang sibuk memegang peralatannya masing-masing. Di depan mereka sudah berjejer seratusan pot berbagai jenis anggrek alam yang siap untuk diganti media tanamnya.
Mereka terlihat terampil, satu persatu tanaman anggrek dipangkas tunasnya, di sekeliling pot yang telah ditumbuhi anggrek itu juga dibersihkan. Penggantian dan perawatan media tanam dilakukan supaya anggrek bisa dengan cepat tumbuh dan berkembang.
Kegiatan mengganti media tanam anggrek alam itu sudah dilakukan oleh mereka sejak empat hari di sebuah Rumah Bayang di dalam kawasan Taman Anggrek Sri Soedewi.
Advertisement
Arang kayu dan pohon pakis yang menjadi media tanam anggrek alam itu, kata mereka kondisinya sudah lama dan dinilai sudah tidak bisa memberikan nutrisi sehingga harus diganti dengan yang baru.
Saat disibukkan dengan aktivitas penggantian media tanam anggrek itu, mereka menunjukan ada sekuntum aggrek Dendrobium Hepaticum yang sedang mekar.
"Itu (bunganya) ada yang lagi mekar, tapi masih kecil," kata Prabu kepada Liputan6.com di Taman Anggrek Sri Soedewi beberapa waktu lalu.Â
Taman Anggrek Sri Soedewi yang berada tepat di depan Kantor Gubernur Jambi, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, menjadi tempat berkumpulnya anggrek-anggrek alam yang berasal dari berbagai hutan tropis di Sumatera.Â
Tak hanya anggrek alam, di taman tersebut juga terdapat anggrek tanah yang biasanya tumbuh liar di hutan tropis. Anggrek tanah yang dikembangkan di taman ini adalah jenis Vanda Douglas, Aranthera James Storelz Magie Oei, Berta Braga, Apple Blossom, Vanda Ema Stored, dan Aranda Cristine.
Di taman tersebut, juga terdapat anggrek jenis Hybrida. Anggrek ini kata Prabu, adalah jenis anggrek hasil silangan, bentuk bunganya beranekaragam, warnanya cerah dan ukurannya relatif lebih besar dari anggrek alam.
Pada bulan ini terdapat berbagai jenis anggrek yang sedang mekar. Kebanyakan yang sedang mekar itu kata Prabu, adalah anggrek tanah jenis Vanda Douglas. Anggrek
tanah ini memiliki bunga yang cantik berwarna pink.Â
"Melihat cantiknya anggrek-anggrek yang sedang mekar itu seakan membuat mata tak ingin terpejam, karena indah," kata Prabu meyakinkan.
Pengunjung di taman itu bisa melihat anggrek yang sedang mekar dari atas jembatan layang. Namun bagi pengunjung yang akan melihat anggrek dari jarak dekat harus membayar karcis di pintu masuk.
Di dalam taman tersebut, juga terdapat fasilitas beberapa pendopo dan satu unit laboratorium serta kolam sumber air seluas 500 meter persegi.
Â
Taman Wisata dan Edukasi
Sri Soedewi yang juga istri Machsun Sofwan, gubernur Jambi saat itu, menjadi otak di balik berdirinya Taman Anggrek Sri Soedewi. Taman itu dibuka untuk umum pada tahun 1984 dan diresmikan oleh Tien Soeharto, ibu negara presiden zaman orde baru HM Soeharto.
Saat ini, taman anggrek yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektar itu selain menjadi tempat penangkaran dan penyelamatan tanaman anggrek, juga menjadi sarana wisata dan edukasi bagi masyarakat guna mengenal berbagai macam jenis anggrek.
Koleksi anggrek alam di taman ini mencapai 83 jenis. Salah satunya Anggrek Macan (Grammatophyllum speciosum) yang merupakan anggrek terbesar di dunia itu juga menjadi koleksi.
"Anggrek alam ini kita datangkan dari empat hutan Taman Nasional yang ada di Provinsi Jambi," kata Popy Handayani selaku Kepala Taman Anggrek Sri Soedewi.
Sedangkan untuk anggrek tanah yang menjadi koleksi di taman ini ada 7 jenis, antara lain Vanda Douglas, Aranthera James Storelz Magie Oei, Berta Braga, Apple Blossom, Vanda Ema Stored dan Aranda Cristine.
Di taman ini, juga mengembangkan teknik kultur jaringan untuk menciptakan bibit anggrek jenis hybrida dalam jumlah banyak.
Untuk anggrek hybrida yang menjadi koleksi taman ini, ada sekitar 50 jenis anggrek, seperti jenis Dendrobium, Cattley, dan Phalaenopsis.
Saat akhir pekan, taman ini banyak dikunjungi oleh masyarakat yang hanya ingin sekadar melepas penat. Bahkan tak jarang juga dikunjungi oleh para kolektor dan penghobi dari tanaman eksotis ini.
"Selain pelajar, yang datang ada juga dari para penghobi tanaman, biasanya untuk yang hobi ini mereka beli bibit tanaman anggrek yang kita kembangkan," katanya.
Taman ini dibuka setiap hari dari jam 08.00 WIB hingga 17.30 WIB. Sedangkan tiket masuk perorang Rp4 ribu untuk dewasa dan Rp3 ribu untuk anak-anak. Jika datang rombongan lebih dari 10 orang, pengunjung akan mendapat diskon biaya masuk taman dengan tarif Rp3 ribu untuk dewasa dan Rp2 ribu untuk pengunjung anak-anak.
"Dengan biaya tersebut pengunjung biasa sampai puas melihat tanaman anggrek, tidak dibatasi," demikian Popy.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement