Sukses

Pilih Parfum Sesuai Motif Batik Favoritmu

Inovasi produk batik diterjemahkan oleh banyak orang dalam berbagai rupa, salah satunya parfum batik.

Liputan6.com, Yogyakarta Batik yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Non Bendawi dari Indonesia oleh UNESCO kini tidak hanya berwujud lembaran kain. Inovasi produk batik diterjemahkan oleh banyak orang dalam berbagai rupa, salah satunya parfum batik.

Angga Pratama, pertama kali menggagas pembuatan parfum batik yang diberi merek Parfumbatik. Usaha yang dirintisnya sejak 1,5 tahun lalu ini ternyata berhasil mencuri hati pelanggan.

Setidaknya 1.500 botol Parfumbatik terjual setiap bulannya. Lantas, apa yang membuatnya tertarik menciptakan produk Parfumbatik?

“Sebenarnya saya khawatir dengan gempuran parfum dari luar negeri,” ujar Angga, Selasa (16/7/2019).

Bukan tanpa alasan Angga merasa khawatir. Ia paham betul bahan dasar parfum itu justru banyak ditemui di Indonesia.

Angga mengungkapkan Indonesia merupakan penghasil nila dan gaharu terbaik di dunia. Nilam adalah tumbuh-tumbuhan yang daunnya digunakan sebagai bahan dasar parfum, sedangkan gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas. Resin ini yang dipakai dalam industri wewangian karena harum.

Batik dipilih sebagai nilai jual karena sarat filosofis. Ia menjadikan ragam batik sebagai varian parfumnya.

“Kami ingin mengangkat batik biar semakin dikenal di luar negeri sebab batik identik dengan etnik khas Indonesia,” ucapnya.

 

2 dari 3 halaman

Ciri Khas Motif Batik Jadi Penanda Aroma

Angga mengemas Parfumbatik dengan motif batik khas daerah yang ada di Indonesia. Ada empat varian parfum yang identik dengan motif batik tertentu.

Pertama, Parfumbatik varian Sogan. Sesuai namanya, Sogan merupakan motif batik khas Solo. Kemasan yang membungkus parfum ini juga dipenuhi dengan motif batik itu. Sogan menawarkan sensasi aroma manis dan wood.

Kedua, Parfumbatik varian Mega Mendung. Motif ini berasal dari Cirebon dan aroma yang dihadirkan lewat parfum ini adalah buah-buahan yang menyegarkan.

Ketiga, Parfumbatik varian Singa Barong. Motif batik dari Bali ini memberi bau bunga-bunga sesaji yang didominasi melati, cempaka, dan cendana.

Keempat, Parfumbatik varian Parang Barong. Motif batik dari Yogyakarta ini mengeluarkan aroma cendana dan cempaka yang kental.

Parfumbatik dijual dalam kemasan botol 35 mililiter. Ada dua macam parfum di setiap varian aroma, yakni deluxe dan premium.

Parfumbatik deluxe memiliki ketahanan aroma enam sampai delapan jam dibanderol harga Rp 60.000, sedangkan premium memiliki ketahanan aroma 12 sampai 24 jam seharga Rp 90.000.

 

3 dari 3 halaman

Parfum Tanpa Alkohol

Parfumbatik tidak memakai alkohol. Sebagai gantinya, parfum ini memakai hasil penyulingan tebu. Selain memperkuat nilai batik, parfum ini juga diproduksi untuk membantu petani lokal.

Angga membeli bahan dasar parfum langsung dari petani, seperti membeli nilam dari petani di Aceh atau aneka bunga dari petani di Karanganyar, Batu, dan sekitarnya. Ia memasarkan produknya secara online dan offline.

Ia berkonsinyasi dengan toko oleh-oleh di Yogyakarta, Solo, Malang, Bali, dan Cirebon. Ada pula stan yang dibuka di Jalan Malioboro Nomor 5, tempatnya menjadi satu dengan kios bakso Cak Man.

“Kalau ekspor langsung ke luar negeri belum pernah, tetapi biasanya wisatawan mancangera membeli Parfumbatik dan membawanya pulang ke negara asal,” kata Angga.

Ia juga menjamin Parfumbatik memiliki aroma unik yang tahan lama serta tidak menimbulkan iritasi di kulit karena menggunakan bahan alami.