Liputan6.com, Bangkalan HUT Bhayangkara ke 73, tak akan dilupakan Bobby Paludin Tambunan. Di hari yang mestinya dilewati dengan suka cita, Kapolres Bangkalan itu justru rungsing. Selain ucapan selamat para kolega yang mengalir lewat karangan bunga ke Markas Polres Bangkalan, Hari itu warganet juga mengeritiknya habis-habisan di media sosial, setelah dua mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura jadi korban begal pada Mei dan Juni 2019.
Baca Juga
Advertisement
Tapi Bobby tak anti kritik. Mantan Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim ini memberi contoh bagaimana semestinya pejabat menghadapi sebuah kritikan yaitu dengan langsung menangkap para begal yang menjadi sumber masalah.
Polda Jatim rupanya mengatensi kasus begal yang manyasar mahasiswa UTM ini, maka ketika sindikatnya berhasil dibongkar, Kapolda Jatim mengutus Kabid Humas Kombes Barung Mangera ke Bangkalan untuk menggelar jumpa pers.
Sampai-sampai lokasi jumpa pers yang semula di Mapolres Bangkalan dipindah ke salah satu TKP begal di Desa Pendabah, Kecamatan Kamal.
"Kapolda meminta jumpa pers di TKP, agar masyarakat tahu pengungkapan kasus ini," kata Barung Mangera, Selasa (16/7/2019).
Melibatkan Orang Dalam
Sebuah sindikat begal melibatkan beberapa unsur, yaitu pemetik, eksekutor, pengambil dan penadah. Dalam kasus UTM, menurut Barung, penadahnya orang dalam lingkungan kampus yaitu Satpam.
Sihon, nama Satpam yang ditangkap itu, menjadi pintu pembuka bagi polisi membongkar kasus pelik ini. Di rumahnya Dusun Labang Barat, Kecamatan Labang, polisi menemukan belasan STNK dan beberapa sepeda motor diduga hasil kejahatan.
Dari mulut pemuda 27 itu muncul nama Heru Irawan. Warga Dusun Galis Desa Sendang Laok ini adalah eksekutor. Dia tak segan membacok bila target melawan. Sukdi dan Dofir, keduanya warga Tanjung Bumi juga ditangkap dalam kasus yang sama.
DW, mahasiswa UTM disebut polisi sebagai salah korban Heru cs. Pemuda asal Gresik ini dibegal saat hendak mudik Ramadan lalu. Ia terluka parah di punggung karena bacokan.
"Masih ada dua orang yang buron. Harap segera menyerahkan diri," ungkap Barung.
Advertisement
Peran Satpan Independen
Selain empat tersangka, total polisi menyita 8 unit sepeda motor juga beberapa senjata tajam. Kapolres Bangkalan AKBP Bobby Paludin merinci enam motor disita dari rumah Sihon. Dua lainnya kerap dipakai Heru saat membegal. Heru juga ditembak kakinya karena berupaya melarikan diri saat ditangkap.
Catatan Liputan6.com, selain diintai begal di jalan, tempat kos mahasiswa UTM pun kerap disatroni maling. Dan ironis, ketika si pencuri tertangkap, mereka ternyata para Waker. Profesi yang kerap diplesetkan dengan istilah 'satpam independen'. Pekerjaan yang didapat bukan karena dibutuhkan tapi karena menakutkan.
Seperti Rahman dan Rohim, keduanya warga Desa Keleyan, Kecamatan Socah dan warga Desa Candi, Kecamatan Labang. Januari 2019 lalu mereka ditangkap polisi karena mencuri Dorkas, motor beroda tiga itu.
Keduanya ternyata Waker sejumlah tempat kos di sekitar kampus UTM. Mulanya, mereka mencuri ponsel dan laptop milik mahasiswa hingga belasan kali dan tak pernah ketahuan.
Mungkin karena mencuri laptop dan handphone kurang menantang, target pun dinaikkan gradenya yaitu kenedaraan bermotor. Sebuah Dorkas milik warga ditarget dan percobaan perdana itu sukses besar.
Ketika akan melego dorkas curian itu, apes pun datang. Si calon pembeli mengenali Dorkas itu dan Rahman dan Rohim bukanlah pemiliknya. Mereka pun ditangkap polisi.
Orang dalam seperti musuh dalam selimut tak mudah menyadari bahayanya.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini: