Sukses

Batas Waktu Tim Investigasi Usut Kasus di SMA Taruna Indonesia Palembang

Gubernur Sumsel memberi tenggat waktu bagi tim investigasi untuk mengusut tuntas kasus kekerasan di SMA Taruna Indonesia Palembang.

Liputan6.com, Palembang - Dua orang siswa baru di SMA Taruna Indonesia Palembang yaitu DE (14) dan WK (14) meninggal dunia usai mendapatkan pengiayaan oleh panitia Masa Orientasi Siswa (MOS), pada hari Jumat (12/7/2019).

Jatuhnya korban jiwa dalam kegiatan tahunan di sekolah semi militer ini, membuat Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru geram.

Tidak ingin kasus seperti ini terulang kembali, Herman Deru langsung membentuk tim investigasi khusus untuk mengusut kasus penganiayaan yang memakan korban jiwa ini.

Orang nomor satu di Sumsel ini bahkan memberi tenggat waktu ke tim investigasi khusus ini, untuk mencaritahu asal muasal penganiayaan maut ini.

“Kami tidak akan tinggal diam atas kejadian ini. Proses hukum akan terus saya giring, agar pohak kepolisian dapat segera mengembangkan apa yang sudah ditetapkan kemarin,” katanya, saat melayat ke rumah duka di Jalan Pertahanan Plaju, Sabtu (20/7/2019).

Apalagi sudah ada satu orang tersangka yaitu OB, yang merupakan guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Taruna Indonesia Palembang. OB sendiri baru bergabung menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut pada tanggal 5 Juli 2019.

Jika kasus penganiayaan ini murni dilakukan oleh tersangka OB. Herman Deru berharap hukuman terus berjalan dan ditegakkan seadil-adilnya. Baik dari ranah kepolisian hingga kejaksaan saat sidang berlangsung.

“Sekarang lagi dibuat tim untuk secara detail kenapa oknum itu bisa berbuat begitu. Apakah memang ada prosedur yang memang dibuat oleh lembaga, semoga tim ini dalam waktu dekat akan dapat menyimpulkan,” ujarnya.

“Kalau ini kesalahan lembaga maka kita akan berikan sanksi yang setimpal. Saya kasih waktu seminggu saja tim ini untuk berkerja, dari hari Senin (22/7/2019) nanti,” ujarnya menanggapi kasus kekerasan di SMA Taruna Indonesia Palembang ini.

2 dari 2 halaman

Himbauan ke Orangtua

Tim investigasi khusus ini diketuai oleh Kepala Disdik Sumsel Widodo. Ada sembilan orang yang akan menelusuri kasus ini lebih dalam.

Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh penyelenggara pendidikan. Bahwa menuntut kedisipinan siswa, tidak juga harus dengan kekerasan.

Herman Deru juga menghimbau ke Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel, untuk mengubah format masa orientasi siswa secara keseluruhan.

“Tim investigasi komprehensif jadi dari orang tua, dewan pendidikan kota, dewan pendidikan provinsi kita libatkan semua,” katanya.

Gubernur Sumsel juga berharap kepada orangtua, mencaritahu dahulu riwayat sekolah yang akan jadi tempat sekolah anak-anaknya.

“Jangan sampai terbuai karena namanya atau gedungnya. Tapi bagaimana cara mereka memperlakukan peserta didik,” katanya.

Video Terkini