Sukses

Nasib Puluhan Ribu Korban Gempa Halmahera di Pengungsian

Jumlah warga yang mengungsi berasal dari 73 desa di 11 kecamatan. Mereka mengungsi karena rumah mereka rusak berat akibat gempa Halmahera dengan magnitudo 7,2.

Liputan6.com, Halmahera - Korban meninggal dunia usai gempa dengan magnitudo 7,2 yang berpusat di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, terus bertambah.

Data BPBD Halmahera Selatan hingga Senin, 22 Juli 2019 mencatat jumlah korban meninggal dunia mencapai 10 orang. Dua di antaranya dilaporkan Senin pagi, atas nama Leonara Kastela (63) warga Desa Kuwo, Kecamatan Gane Timur Selatan, dan korban kedua adalah Yacua Ibrahim (43) warga Desa Tagea, Gane Timur Tengah.

Kepala BPBD Halmahera Selatan, Jalil Efendi, menyebut dari data korban jiwa usai gempa, terdapat delapan orang yang tercatat sebelumnya meninggal atas nama Idrus Amin (45) warga Gane Luar, Kecamatan Gane Timur Selatan; Bainur Safar (63), warga Desa Tomara, Bacan Timur Tengah; dan Dasrah Umar (48), warga Desa Cango Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Selain itu, terdapat 2.473 rumah rusak berat yang tersebar di 7 kecamatan. Akibat bencana ini, 129 orang mengalami luka-luka dan 53.076 warga mengungsi serta 2.473 rumah warga rusak.

"Jumlah warga yang mengungsi berasal dari 73 desa di 11 kecamatan. Empat kecamatan dari Pulau Bacan dan 7 kecamatan berada di daratan Gane, Pulau Halmahera, wilayah Kabupaten Halmahera Selatan," jelasnya.

Sedangkan, jumlah kerusakan rumah di 73 desa yang ada di 11 kecamatan berada di wilayah Gane Timur Selatan sebanyak 116 unit rumah, Gane Barat Selatan 542 unit rumah, Kepulauan Jorongan 287 unit rumah, Gane Barat 203 unit rumah, Bacan Timur 287 unit rumah, Bacan Timur Tengah 72 unit rumah, dan Bacan Timur Selatan 8 unit rumah.

"Kami masih terus melakukan pendataan usai gempa. Untuk data kerusakan yang belum rampung ada di Kecamatan Gane Timur, Gane Timur Tengah, dan Kecamatan Gane Timur Selatan ,” kata Jalil, Senin, 22 Juli 2019.

 

2 dari 2 halaman

Pengungsi Terserang Penyakit

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan menyebutkan 844 orang pengungsi terserang penyakit. Rata-rata penyakit yang diderita pengungsi adalah ISPA dan hipertensi.

Melalui Posko Utama Tanggap Darurat Bencana di Aula Kantor Bupati Halmahera Selatan disebutkan 117 orang menderita ISPA, 117 mengalami hipertensi, 92 orang terserang myalgi, 58 orang terserang vulnus laceratum, dan 56 orang memderita gastritis, 43 menderita dermatitis, 43 orang memgalami obser verbis, 43 orang lainnya terserang hipotensi, 39 orang mengalami comon cold, dan 176 orang lainnya mengalami macam-macam penyakit, sehingga total penderita mencapai 844 jiwa.

Kepala Dinas Kesehatan Halmahera Selatan, Ahmad Rajak, sedang melakukan pembangunan MCK untuk mengantisipasi diare, serta air bersih untuk mencegah bertambahnya penyakit ISPA di lokasi pengungsian.

Sedangkan, ada 300 tim medis yang dikirim ke lokasi. Hinga Selasa (22/7/ 2019), telah dikirim 20 tenaga tambahan. Tim medis ini belum termasuk tenaga dari provinsi, pusat, TNI, dan Polri.

Ia mengatakan tenaga medis yang berada di lokasi terdampak bencana, disiapkan di puskesmas, polindes, pustu, dan tenda darurat dekat pengungsian.