Sukses

Tukar Buku dengan Kopi untuk Pelajar di Papua

Banyak adik-kakak yang satu sekolah di pinggiran Danau Sentani, hanya memiliki satu buku tulis dan dipakai secara bergantian

Liputan6.com, Jayapura - Berawal dari keresahannya melihat banyak pelajar di kampung pingiran Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Yan Pepuho, 28 tahun, ingin terus berbagi menyebarkan buku tulis kepada pelajar.

Berbekal pandai meracik kopi yang didapat dari materi Program Pertukaran Pemuda Antar Negara di Bettr Barista Singapore 2017 dan memegang Sertifikasi Barista Kompeten dari LSP Kopi dan BeKraf pada Juni 2019, Yan mengajak siapapun dapat menukarkan satu pak buku tulis yang dapat ditukar dengan secangkir kopi nikmat buatannya.

"Niatannya hanya ingin berbagi kepada adik-adik pelajar di Sentani. Saya sedih, banyak melihat adik-kakak yang satu sekolah hanya memiliki satu buku tulis dan dipakai secara bergantian," jelasnya, Minggu (28/7/2019).

Aksi sosial penukaran buku dengan kopi yang dilakukan oleh Yan bukan kali ini saja. Sebelumnya Yan pernah membuat aksi tukar buku dengan kopi untuk Cenderawasih Reading Center (CRC), sebuah taman bacaan yang digagas oleh anak muda Papua di Kota Jayapura.

Aksi yang dilakukan saat itu pada November 2018 untuk membantu sahabatnya,  Michael Jhon Yarisetouw, pendiri CRC yang sedang mengumpulkan buku bacaan untuk menambah koleksi buku di CRC. “Aksinya hanya 4 hari. Puji Tuhan banyak yang berbagi dan kami senang sekali,” katanya.

Salah satu pelanggan sedang menukarkan buku dengan kopi di Phondabee Cafe. (Liputan6.com, Katharina Janur)

Yan melanjutkan, aksi tukar kopi dengan buku yang kedua dilakukannya pada Januari 2019, dikhususkan untuk SD Khameayakha, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura dengan target 75 pak buku tulis dan didapat 93 pak buku tulis.

Sedangkan aksi yang ketiga baru dilakukan pada 26 Juli 2019 hingga buku terkumpul. Aksi kali ini yang dilakukan Yan membutuhkan 130 pak buku tulis yang  dibagikan ke SD Khameayakha khusus untuk kelas I dan SD Abbar, untuk kelas 1 hingga kelas 6. Kedua sekolah itu terletak di Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura.

Buku lainnya juga akan dibagikan kepada Asrama Korowai  dan SD YPK Polimo Kurima, Kabupaten Jayawijaya. Hingga hari kedua, baru mendapatkan 17 pak buku.

"Aksi kali ini, kami mendapatkan bantuan 1 kilogram kopi gratis dari Highland Coffe di Kurima yang nantinya juga akan membagikan buku-buku ke SD YPK Polimo Kurima," ujarnya.

Yan tak menargetkan waktu pengumpulan buku. Namun, jika target sudah terpenuhi, maka tukar buku untuk kopi langsung akan ditutup dan buku diserahkan kepada pelajar yang membutuhkan.

"Saya ingin aksi tukar buku dengan kopi dilakukan setiap awal ajaran baru, sebab di tahun ajaran baru, banyak pelajar yang belum punya buku tulis. Bisa saja aksi ini menjadi brand nantinya," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Cafe Rumahan

Yan memang bercita-cita memiliki cafe sejak dulu. Berbekal pintar memasak dan meracik kopi, mimpi Yan terwujud pada Desember 2018 dengan berdirinya Phondabee Cafe. Phondabee adalah kiasan yang berarti perahu dalam marga Pepuho.

Nama Phondabee baru dipakai 3 kali dalam silsilah keluarganya. Pertama dipakai oleh tete (kakek) untuk taksi (angkutan umum) Phondabee miliknya, lalu kata Phondabee kedua dipakai oleh sang ayah untuk nama sebuah perusahaannya dan  Yan memakai nama Phondabe untuk cafe dengan konsep rumahan yang saat ini dikelolanya bersama 3 orang keponakan dan sepupunya, serta bekerjasama dengan Haven Cafe di Sentani.

Untuk harga pada makanan dan minuman yang dikenakan juga sesuai dengan kocek warga sekitar, berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu dengan jenis menu yang disajikan yakni teh, kopi khusus Papua dan coklat.

Sementara kudapan yang disediakan dalam cafe ini adalah kentang, singkong, betatas (ubi jalar) dan sosis yang didatangkan dari Papua Nugini. "Cafe baru bukan jam 6 sore dan tutup jam 12 malam, sebab saat pagi hingga siang hari, kami semua masih kuliah dan berada di kampus," jelas Yan.

Yan termasuk 62 anak muda yang sedang meniti karir wiraswasta dengan pendampingan dari Prudential selama 9 bulan yang dimulai sejak Mei 2019 hingga januari 2020.

Model pendampingan yang dilakukan adalah bagaiman cafe miliknya berjalan dengan baik, jika ada hambatan, dimana hambatannya dan sebagainya.

"Saat ini masih terus pendampingan, misalnya bagaimana mengelola usaha yang baik, termasuk untuk mengelola keuangan dan lainnya dalam meniti sebuah usaha," ujarnya.