Sleman - Affan Almada, pria asal Bantul yang juga mahasiswa Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM, berhasil mengembangkan alat yang bisa mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar bio oil dan biogas. Alat yang kemudian diberi nama AL-Production itu kini menjadi incaran banyak fakultas kimia di berbagai kampus di Indonesia.
Alat itu sebenarnya sudah diinisiasi Affan sejak di SMA, dan baru dikembangkan kembali setahun terakhir. Ia menggandeng satu rekan dari Refandy Dwi Darmawan dari Fakultas Kehutanan UGM untuk memaksimalkan kinerja alat yang sekilas tampak sederhana.
Baca Juga
AL-Production menurut Affan memanfaatkan mekanisme pirolisis yakni memanaskan sampah plastik tanpa oksigen dalam temperatur tinggi hingga 450-550 derajat Celcius. Uap yang dihasilkan lantas didistilasi hingga menghasilkan oil dan nantinya bisa digunakan sebagai bahan bakar.
Advertisement
Peralatan yang digunakan pun cukup sederhana yakni tabung kedap udara berbahan stainless steel dan pipa untuk mengalirkan cairan hingga menjadi minyak.
"Sumber energi untuk memanaskan menggunakan aliran listrik 1200 Watt karena lebih mudah dikontrol suhunya sehingga hasil yang kita dapatkan maksimal. Proses dari memasukkan sampah plastik hingga keluar tetesan minyak itu sekitar 30 menit," ungkapnya seperti dikutip laman KRJogja, Kamis (1/8/2019).
Sisa dari pemanasan plastik sendiri menurut Affan bakal menjadi residu kental yang mengendap di bawah tabung. Berdasar penelitiannya, residu tersebut bisa terurai sehingga mampu mengurangi dampak ikutan sampah plastik.
Sejak bersekolah di SMA N 1 Jetis Bantul, Affan memiliki kegelisahan pada banyaknya sampah plastik di lingkungannya. Ia merasa khawatir plastik yang semakin banyak akan sulit diurai padahal konsumsi masyarakat akan terus bertambah dari tahun ke tahun.
"Saya coba teliti tentang pirolisis ini, lalu coba buat alat karena tertarik terus mengeksplorasi. Harapannya nantinya bisa jadi salah satu solusi pengurai sampah plastik yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia," katanya.
Affan menceritakan alat sejenis dengan fungsi memanaskan sampah plastik sebenarnya juga ada di luar negeri. Namun, AL-Production karyanya tersebut memiliki keunggulan menggunakan energi listrik dan sudah dilengkapi dengan destilator sehingga bisa mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar.
Tak heran bila kemudian hingga satu tahun terakhir tujuh alat telah berhasil dijualnya ke pasaran. Pembelinya, sebagian besar merupakan kampus dengan jurusan Kimia yang ingin mengembangkan penelitian cairan tertentu.
"Setahun lebih sudah produksi tujuh unit dan semuanya sudah terjual, dibeli kampus-kampus lain. Saya buat beberapa ukuran misalnya yang 2-3 liter saya jual Rp 20 juta sementara yang kapasitas 10 liter harganya Rp 35 juta, bisa lebih besar lagi menyesuaikan pesanan dan kebutuhan,” kata pemuda asli Beran, Canden, Kecamatan Jetis, Bantul itu.
Baca juga berita KRJogja.com lainnya di sini.