Sukses

Kampanye Berani Periksa HIV/AIDS Walikota Jayapura

Kampanye berani periksa HIV/AIDS juga akan digaungkan kepada seluruh masyarakat di Kota Jayapura.

Liputan6.com, Jayapura Pemerintah Kota Jayapura mengkampanyekan berani periksa HIV/AIDS kepada pegawainya di lingkungan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Jayapura. Kampanye berani periksa HIV/AIDS dilakukan untuk pencegahan sejak dini yang akan dilakukan mulai dari ASN Kota Jayapura.

Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano menuturkan kampanye berani periksa HIV/AIDS juga akan digaungkan kepada seluruh masyarakat di Kota Jayapura. Program ini akan dilakukan bersama dengan tokoh agama di Kota Jayapura.

“Kami juga menyediakan pusat kesehatan reproduksi yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin diperiksa, begitu pun dengan pegawai bar, karoke dan panti pijat. Termasuk kepada anak sekolah, harus ada pemeriksaan dan penyuluhan ke sekolah-sekolah yang bekerja sama dengan BNN,” kata Mano.

Sementara itu, data dari Dinas Kesehatan Kota Jayapura telah menemukan 6.765 kasus HIV/AIDS per Juni 2019 dan sebanyak 350 orang dilaporkan meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Ni Nyoman Tri Antari menyebutkan Kota Jayapura sebagai kota transit dari berbagai kabupaten, hingga kini masih banyak yang tidak diketahui diman akeberadaan pasien HIV/AIDS. Biasanya, usai pasien memeriksan HIV/AIDS di Kota Jayapura, setelah mendapatkan obat, lalu pasien pulang ke daerahnya masing-masing.

“Dari jumlah kasus yang ditemukan, baru 56% yang mendapatkan pengobatan dan didominasi oleh ibu hamil. Banyak ibu hamil yang harus kita tes. Ketika positif HIV/AIDS, maka ibu hamil wajib melakukan pengobatan supaya mencegah jangan sampai tertular pada bayinya,” kata Ni Nyoman.

Dinas Kesehatan Kota Jayapura pun terus menekan pengobatan kepada ibu hamil hingga 100%. Saat ini, ibu hamil yang tertular HIV/AIDS, baru mendapatkan  pengobatan berkisar 80%.

“Sampai hari ini ada 9 bayi yang positif HIV/AIDS, berumur dibawah 4 tahun. Hal ini dikarenakan keterlambatan pemberian ARV kepada ibu hamil dalam mencegah penularan HIV positif kepada bayinya. Ini PR berat bagi kami di Kota Jayapura,” ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

Jayapura International AIDS Conference

Untuk pertama kalinya di kawasan timur Indonesia, Pemerintah Kota Jayapura melaksanakan Internasional Konferensi AIDS yang berlangsung sejak 31 Juli hingga 3 Agustus  2019.

Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano menyebutkan pelaksanaan konferensi AIDS didasarkan pada berbagai faktor, diantaranya tingginya angka kematian yang disebabkan oleh penderita HIV/AIDS di Papua.

“Kekayaan alam Papua itu sangat melimpah, tapi tidak dinikmati oleh orang Papua, karena banyak yang meninggal karena HIV/AIDS. Hutan dan laut kami luas, Tuhan berikan segalanya untuk Papua. Tapi siapa yang akan nikmati ini semua? Jika msayarakat banyak meninggal karena AIDS. Inilah yang menjadi komitmen saya, untuk menggelar konferensi AIDS internasional hari ini,” kata Benhur.

Sementara, upaya untuk pencegahan dan penurunan epidemik HIV/AIDS di Kota Jayapura telah dilaksanakan secara sistematis sejak 1994. Berbagai faktor yang menyebabkan tingginya angka HIV/AIDS, minimya adalah pemahaman masyarakat, terkait bahaya HIV/AIDS, hingga menimbulkan stigma yang berujung pada diskriminasi terhadap  ODHA.

Dalam konferensi ini menghadirkan 4 pembicara Australia, Kanada, Papua Nugini dan New Zealand.  Konferensi Internasional AIDS merupakan puncak gebrakan program HIV/AIDS dengan mengusung tema Together to Fight HIV Toward 3 zero yakni zero new HIV infection, zero AIDS related death, zero discrimination.