Liputan6.com, Bandung - Jenazah Agung Hercules tiba di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikutra, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/8/2019). Suasana haru mengiringi proses pemakaman pria yang identik dengan barbel itu.
Baca Juga
Advertisement
Sekitar pukul 13.30 WIB, mendiang pria bernama asli Agung Santoso itu, tiba di TPU Cikutra. Keluarga, rekan artis, sahabat dan juga masyarakat umum tampak mengantarkan ayah tiga anak itu ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Tampak istri Agung, Mira Rahayu yang didampingi putri sulungnya Mia Aulia Gaswara berdiri di samping makam suaminya tersebut. Mira tampak tegar, meski air matanya tetap jatuh saat tanah mulai menutupi tubuh sang suami.
Terlihat juga Sinyorita dan Isa Bajaj yang ikut mengantarkan Agung ke pemakaman. Sinyorita terlihat berdiri di antara keluarga almarhum.
Setelah jenazah masuk ke liang lahat serta ditutup dengan tanah, salah seorang ustaz memimpin doa melepas kepergian Agung. Sementara itu, Mira tampak terpaku menatap makam suaminya.
Setelah itu, keluarga dan para pelayat lainnya terlihat menabur bunga di makam pria yang meninggal dunia pada usia 51 tahun tersebut. Secara khusus, Isa Bajaj, membawa sebuah barbel kecil yang diletakkan di atas makam.
Jika yang lain membawa foto kenangan, Isa justru membawa benda yang melekat dengan sosok mendiang Agung Hercules tersebut.
"Itu bukan permintaan Mas Agung. Karena Mas Agung kan terkenal dengan barbelnya. Sementara tadi di rumah kalau orang biasanya bawa fotonya saja, terus karena ada barbel saya bawa saja karena itu semua orang tahu lah Mas Agung banget," kata Isa yang mengaku secara spontan melakukan tanda penghormatan terakhir itu.
Barbel memang identik dengan Agung, pria berotot besar. Di Bandung, ia membuka usaha bakso yang namanya pun tak lepas dengan barbel.
Selain itu, saat menjadi penyanyi dan melantunkan lagu 'Astuti', Agung Hercules tampil nyentrik dengan mic berbentuk barbel. Saking jenakanya, Agung mengklaim jogetnya dengan slogan 'Tak Goyang Barbel Melayang'.
"Saya sangat sedih sekali. Saya sudah berteman selama enam tahun. Dia selalu ngomong ke saya, kalau saya orang yang selalu menikmati hidup. Itu omongan yang selalu saya ingat," kata Isa.
Kehilangan seorang teman baik memang hal yang paling sulit diterima. Namun, Isa tetap mengikhlaskan salah satu orang terbaik di hidupnya."Saya sangat berduka sedalam-dalamnya. Dia sosok yang paling mengerti saya, apa adanya dan selalu menasihati saya," ujar Isa.