Sukses

Gempa Banten, Warga Cilacap Panik Mengungsi ke Perbukitan

Gempa Banten Magnitudo 7,4 juga dirasakan warga Cilacap. Mereka panik terlebih mengingat adanya potensi gempa megathrust di kawasan tersebut.

Liputan6.com, Cilacap - Bagi sebagian warga pesisir Cilacap gempa dan tsunami bak hantu yang bisa muncul kapan saja. Makanya, begitu gempa Banten mengguncang Cilacap, sebagian warga mengungsi.

Masih segar dalam ingatan warga, gempa da tsunami Pangandaran meluluhlantakkan sebagian pesisir Cilacap. Seratusan lebih orang meninggal dunia, sedikitnya 50 orang dinyatakan hilang.

Terlebih, akhir-akhir ini warga dibuat resah oleh perkiraan potensi gempa megathrust yang bisa memicu tsunami 20 mater. Tak pelak, begitu diguncang gempa Banten, sebagian warga mengungsi.

Beberapa wilayah yang warganya mengungsi di antaranya perumahan Tegalsari, Cilacap. Di perumahan ini, warga bersicepat mengungsi usai guncangan gempa banten yang begitu terasa, sekitar pukul 19.03 WIB.

Seorang warga, Adi Kurniawan mengatakan sebagian tetangganya mengungsi ke perbukitan di Kesugihan yang berada di sisi utara. Mereka panik permukimannya terdampak tsunami.

"Terasanya lama banget goyangannya. Banyak yang panik. Ya tidak semuanya mengungsi lah," ucapnya, Jumat malam.

Informasi yang diperolehnya warga pesisir lainnya, seperti Winong, Slarang, hingga Tegalkamulyan pun banyak mengungsi. Sebagian mengungsi ke perbukitan Kesugihan, lainnya menuju ke Jeruklegi yang memiliki ketinggian di atas 100 mdpl.

"Banyak yang bawa tas," ujarnya.

Adi sendiri justru tak mengungsi. Ia sempat keluar rumah namun lantas memantau perkembangan informasi dari sejumlah saluran informasi resmi.

Ia juga memantau perkembangan gempa Banten dengan mengandalkan jaringan pertemanan di berbagai grup-grup kebencanaan.

“Kalau saya sekeluarga tidak mengungsi. Tapi tetangga saya pada mengungsi, ke kerabat di Kesugihan,” dia menjelaskan.

 

 

2 dari 2 halaman

Kepanikan Warga di Banyumas

Melansir siaran pers Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa berkekuatan magnitudo 7,4 terjadi pada pukul 19:03:21 WIB, Episentrum berada di 7.54 Lintang Selatan dan 104.58 Bujur Timur, tepatnya di 147 kilometer Barat Daya Sumur, Banten, dengan kedalaman 10 kilometer.

Gempa ini berpotensi tsunami dengan peringatan dini untuk wilayah Pandeglang Bagian Selatan dengan status ancaman Siaga, ketinggian maksimal 3,0 meter. Pandeglang Pulau Panaitan dengan status ancaman Siaga, ketinggian maksimal 3,0 meter.

Kemudian, Lampung Barat Pesisir Selatan dengan status ancaman Siaga, ketinggian maksimal 3,0 meter. Pandeglang Bagian Utara dengan status ancaman Waspada, ketinggian maksimal 0,5 meter. Terakhir, Lebak dengan status ancaman Waspada, ketinggian maksimal 0,5 meter.

Informasi yang diperoleh Liputan6.com, gempa ini terasa di wilayah Cilacap, Banyumas, hingga Kebumen. Warga melaporkan goncangan cukup kencang.

Di Purwokerto, gempa juga menyebabkan kepanikan. Harsono, warga Karanglewas, Banyumas mengatakan sebagian besar warga merasakan gempa ini.

Kieh pasien karo karyawan rs hermina pwto pada nng njaba akeh. (Ini pasien dan karyawan RS Hermina Purwokerto banyak yang keluar ruangan,” tulis Harsono, dalam pesan singkatnya.

Sementara, di Lumbir, Banyumas, goncangan yang sama juga sempat membuat panik warga. Warga keluar rumah dan menyaksikan kabel saluran listrik PLN bergoyang.

"Lama ya, itu air di galon sampai gerak-gerak," ucap Fatti Hariswati, warga Cingebul.

Hingga berita ini ditulis pukul 21.27 WIB, belum ada laporan dampak kerusakan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah tiga wilayah Jawa Tengah yang melaporkan guncangan gempa, meliputi Cilacap, Banyumas, dan Kebumen.