Liputan6.com, Ambon - Presiden Joko Widodo menyumbangkan seekor sapi berjenis ongole yang akan dijadikan hewan kurban saat perayaan Hari Raya Idul Adha 2019.
Sapi dengan berat 850 kilogram akan diserahkan oleh Gubernur Maluku Murad Ismail kepada jemaah di Masjid Raya Alfatah pada Sabtu, 10 Agustus 2019 nanti.
Kepala Dinas Pertanian Maluku, Diana Padang menuturkan sapi bantuan Presiden akan diserahkan bersamaan dengan sapi kurban bantuan Gubernur Maluku seberat 800 Kilogram.
Advertisement
"Sapi jenis ongole merupakan jenis sapi unggul yang merupakan hasil pengembangan program Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab)," kata Diana, seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga
Pengembangan Siwab mencakup dua program utama yakni Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (Inka) dengan tujuan mengakselerasikan percepatan pemenuhan populasi sapi potong.
"Sapi kurban Presiden dan Gubernur merupakan hasil program IB. Indukannya adalah sapi Bali, sedangkan spermanya sapi Ongole. Bila tunggu kawin alamiah akan memakan waktu lama," ujarnya.
Dia menambahkan, proram Siwab merupakan salah satu program pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla untuk mengejar swasembada sapi yang ditargetkan pada 2026.
Diana menambahkan, sapi yang dipilih untuk dijadikan hewan kurban, selain memperhatikan berat badannya, juga harus diperiksa kesehatannya oleh dokter hewan sehingga dapat dipastikan bebas dari berbagai penyakit.
"Staf Kepresidenan turun langsung ke lokasi pengembangan ternaknya di kabupaten Pulau Buru untuk melihat dan memilih hewannya, serta bertemu dengan peternak," katanya.
Setelah sapi kurban dipilih, kemudian diperiksa kesehatannya oleh dokter hewan guna memastikan ternaknya bebas dari berbagai jenis penyakit, dan ditindaklanjuti dengan mengeluarkan surat kesehatan hewan.
Jaminan Kesehatan Hewan Kurban
Dinas Pertanian setempat memastikan semua ternak yang dijual sebagai hewan kurban pada perayaan Idul Adha 1440 Hijriah yang jatuh pada 12 Agustus 2019, aman dikonsumsi karena sudah melalui pemeriksaan kesehatan secara detail.
"Warga yang membeli maupun menerima daging hewan kurban tidak perlu khawatir karena semua hewan kurban telah melewati tahapan pemeriksaan kesehatan," kata Kepala Dinas Pertanian Maluku, Diana Padang, di Ambon, Kamis (8/8/2019).
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan tim dokter hewan, hingga saat ini belum ditemukan penyakit berbahaya, baik zoonosis maupun penyakit lainnya.
Setiap tahun, Dinas Pertanian Maluku melakukan pengawasan dan pemeriksaan rutin kesehatan semua hewan kurban, baik yang disalurkan pemerintah maupun masyarakat umum. Pemeriksaan tersebut dengan dasar surat edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian tentang pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan kurban.
Pemeriksaan hewan ternak yang akan dijual dilakukan di tempat penampungan yang disediakan oleh tim dokter hewan Distan Maluku dengan dibantu dua dokter dari Provinsi Sulawesi Selatan.
"Semua ternak yang ditampung para pengumpul diawasi oleh Distan dan kesehatannya diperiksa terlebih dahulu oleh dokter hewan sebelum dijual," katanya.
Saat ini, Distan Maluku memiliki dua dokter hewan, di samping dua dokter hewan yang diperbantukan dari Maros, Sulawesi Selatan. Mereka bertugas mengawasi dan melakukan pemeriksaan rutin terhadap sapi, kambing, maupun domba yang akan dijual sebagai hewan kurban.
"20 jam sebelum dipotong setiap tempat penampungan sudah dilakukan pemeriksaan guna memastikan daging hewan kurban sesuai dengan ketentuan dan aman dikonsumsi. Pendataan hewan kurban sudah dilakukan beberapa pekan lalu," katanya.
Petugas Distan Maluku juga melakukan pemeriksaan terhadap organ bagian dalam hewan, seperti jeroan, hati, dan limpa setelah hewannya dipotong.
Ia menjelaskan jika ditemukan indikasi gangguan kesehatan, maka dagingnya tidak akan disalurkan kepada warga yang berhak menerimanya.
Distan Maluku mencatat 900-an hewan kurban dijual untuk perayaan Idul Adha. Penjualan hewan kurban tahun ini mengalami penurunan, sekitar 25-40% karena kebanyakan penyumbang langsung membeli dari peternak di kabupaten dan menyalurkannya ke masjid-masjid.
Kebanyakan sapi yang dijual di Kota Ambon dibawa dari Kabupaten Seram Bagian Barat, Pulau Buru, dan Maluku Tengah, sedangkan kambing dan domba dari Maluku Barat Daya.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement