Liputan6.com, Blora - Puluhan hektare hutan jati yang masuk wilayah Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Ledok, Resort Pemangku Hutan (RPH) Kejalen, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah terbakar pada Kamis, (15/8/2019).
Pantauan Liputan6.com di lokasi, akibat dari kebakaran hutan tersebut muncul kepulan asap yang membuat sejumlah pengguna jalan raya Blora-Cepu menjadi terganggu.
"Iya kalau terbakar begini ya merasa terganggu, mas. Asapnya kan tebal mengganggu pandangan mata," kata Wargiyo, salah satu pengguna jalan, yang juga warga asal Kecamatan Jepon.
Advertisement
Sementara itu, Giyanto seorang pencari rumput di sekitar lokasi mengatakan, kejadian kebakaran seperti ini sudah sering terjadi ketika musim kemarau. Ia mengaku tidak mengetahui penyebab terjadinya kebakaran tersebut.
Baca Juga
"Kalau mengganggu jelas mengganggu mas. Ini kan sudah sering terjadi kalau musim kemarau. Bahkan bukan di satu titik. Di tengah hutan sana juga ada yang terbakar. Gak tahu siapa itu yang membakar," ungkapnya.
Giyanto mengaku merasa terganggu dengan adanya kebakaran hutan jati itu. Kata dia, selain menganggu pernapasan juga membuat rumput yang ada di sekitar hutan ikut terbakar.
"Kalau siapa yang bakar kurang tahu mas. Saya soalnya tadi di tengah hutan cari rumput. Tahunya saya sudah terjadi kebakaran itu. Kalau mengganggu sudah pasti, asapnya itu. rumputpun juga ikut terbakar sehingga saya cukup kesulitan cari pakan ternak," jelas warga Sambong itu.
Administratur (Adm) KPH Cepu, Dadut Sujanto menyampaikan, luas lahan hutan jati yang terbakar pada musim kemarau tahun ini sebanyak 50 hektare. Kata dia, Kebakaran tersebar di 12 titik.
"Hingga saat ini sudah ada 50 hektar lahan yang terbakar. Itu masih sangat kecil kalau melihat luas lahan di Cepu yang mencapai 32 ribu hektare," jelasnya.
Belum diketahui penyebab kebakaran hutan tersebut. Dadut Sujanto mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan pengawasan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan. Kata dia, salah satunya dengan membentuk tim api untuk mengantisipasi kebakaran hutan.
"Kita sudah bentuk tim api untuk kebakaran ini, di setiap Asper (Asisten Perhutani), ada satu tim," Pungkasnya.