Sukses

Kegembiraan Merayakan Hari Kemerdekaan RI di Kampung Terpencil Yonsu Papua

Agar tak larut dalam musibah, Gemapi mempunyai cara tersendiri mengajak warga di Kampung Yonsu bergembira merayakan HUT ke-74 RI.

Liputan6.com, Jayapura - Gerakan Mahasiswa Papua Indonesia (Gemapi) rela menempuh 2-3 jam perjalanan laut ke Kampung Yonsu, Distrik Ravenirara, Kabupaten Jayapura. Menembus terjangan ombak dan angin kencang, hanya untuk bertemu warga setempat.

Untuk tembus ke Kampung Yonsu memang hanya bisa dilalui dengan akses transportasi laut. Posisi kampung itu jika diambil jalur termudah terletak persis di belakang Pegunungan Cycloop yang mengeliling Kabupaten Jayapura.

Kampung Yonsu juga menjadi salah satu kampung yang diterjang banjir bandang yang melanda Sentani pada 16 Maret lalu. Imbasnya 30 rumah di kampung itu hanyut. Beruntung, tak ada korban jiwa di kampung yang dihuni 348 jiwa dengan jumlah 90 kepala keluarga.

Agar tak larut dalam musibah, Gemapi mempunyai cara tersendiri mengajak warga di Kampung Yonsu bergembira merayakanHUT ke-74 RI.

Berbagai lomba digelar dalam perayaan Agustusan. Sejumlah lomba yang tak pernah absen dalam perayaan Dirgahayu RI adalah lomba makan kerupuk, lomba masukan paku ke dalam botol, hingga merajut noken, dan lomba masak papeda.

Nancy Yoafifi dari PB Gemapi menuturkan semua lomba diikuti dengan suka ria oleh warga di Kampung Yonsu.

"Kami juga menyelenggarakan pengobatan gratis dan memberikan peralatan olahraga sepak bola dan bola voli. Kami berharap warga kembali ceria dengan berolahraga," ujar Nancy, Minggu (18/8/2019).

Sebelumnya, pada pucak peringatan HUT ke-74 RI, warga Kampung Yonsu juga melaksanakan upacara bendera. Hadir sekitar 150 orang dalam upacara itu. Tak hanya pelajar yang menggunakan seragam, tapi upacara juga diikuti oleh warga setempat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

"Kami berharap kegiatan bersama seperti ini sering dilakukan di kampung. Apa pun itu, kegiatan dengan pihak lain dari luar kampung sangat berarti bagi kami," ujarnya.

Welson juga berharap pemerintah di Papua harus menyelesaikan sejumlah infrastruktur di kampung itu yang rusak dihajar banjir bandang. Sebut saja jembatan, jalan, puskesmas hingga sekolah yang masih rusak.